Untuk sama-sama kita ketahui, puasa sesungguhnya adalah praktik spiritual yang umum dilakukan dalam berbagai agama dan kepercayaan sebagai bentuk pengendalian diri. Ini berarti, dari tinjauan universal betapa setiap umat beragama mengetahui betapa bermanfaatnya puasa bagi siapapun, tidak hanya dalam konteks kesehatan fisik tetapi juga dalam pengembangan kekuatan batin untuk mengendalikan keinginan yang berlebihan.
Bagi umat muslim, berpuasa bukan hanya menahan makan dan minum dari sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari yang ditandai oleh berkumandangnya adzan, tetapi juga merupakan latihan untuk disiplin tubuh dan batin. Ketika seseorang mampu mengendalikan kebutuhan fisiknya, itu juga melatih kontrol atas keinginan-keinginan yang muncul dari dalam, seperti sifat rakus dan hawa nafsu.
Kerakusan adalah keinginan yang tak terbatas untuk memiliki atau mengonsumsi lebih dari yang dibutuhkan. Puasa memungkinkan seseorang untuk mengendalikan dorongan hati (impuls) tersebut. Ketika seseorang mampu menahan diri dari makanan dan minuman pada kurun waktu yang sudah ditentukan, itu juga membantu mereka untuk mengendalikan dorongan serupa dalam aspek lain dalam kehidupan mereka.
Keberhasilan dalam berpuasa menuntut penguasaan diri yang tinggi. Dalam relasi ini, penguasaan diri merujuk pada kemampuan untuk mengendalikan keinginan dan kebiasaan yang mungkin merugikan. Ini melibatkan kesadaran diri, disiplin, dan kemauan untuk menahan diri.
Puasa mengajarkan kesederhanaan dan mengurangi keinginan untuk hal-hal yang tidak penting. Ketika seseorang belajar untuk hidup dengan lebih sedikit dan lebih sederhana, itu membawa mereka lebih dekat kepada pengalaman spiritual dan meminimalisir kesombongan serta keinginan akan kekuasaan dan kemewahan.
Analogi sederhana tentang puasa bisa mencegah kerakusan akan membantu untuk memahami konsep puasa dengan lebih baik. Puasa bisa diibaratkan sebagai alat untuk mengendalikan keinginan secara berlebihan, sehingga menjaga keseimbangan dan harmoni dalam hidup.
Maka beruntunglah yang sanggup menjalani ibadah puasa. Karena dengan jalan berpuasa tak hanya tubuh, tapi juga batin menjadi terlatih untuk tidak berkembang kerakusannya. Kehinaan itu mulainya dari ketika seseorang terlihat kerakusannya, saat diri tanpa kendali melakukan keburukan dalam praktek sederhana seperti melakukan penguasaan dengan cara menjejalkan sesuatu lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Panca indera yang dimiliki tubuh sesungguhnya tak akan pernah puas untuk apa yang diinginkan. Makin dituruti, makin berkembang kerakusannya.
Semoga puasa kita hari ini bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga merupakan latihan spiritual yang mendalam untuk mengendalikan dan mengembangkan kesadaran diri yang lebih tinggi. Insyaallah.
Penulis : Cukup Wibowo
Editor : Editor Ceraken