Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya

Minggu, 16 Februari 2025 - 19:24 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Taman Suranadi. (Inside Lombok/Yudina)

Bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Taman Suranadi. (Inside Lombok/Yudina)

CERAKEN.ID- Bangunan peninggalan Belanda yang ada di kawasan Taman Wisata Suranadi diajukan agar bisa menjadi Cagar Budaya Nasional, seperti Taman Narmada. Terlebih saat ini Suranadi disebut sudah masuk kategori cagar budaya.

“Dulu pernah dikunjungi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK). Mungkin saat ini proses pengajuan,” terang Direktur Utama (Dirut) PT. Tripat Eko Esti Santoso sebagai pengelola Taman Wisata Suranadi.

Terlebih bangunan peninggalan Belanda yang bersejarah tersebut telah berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan kini kondisinya sudah banyak kerusakan akibat minimnya pemeliharaan. Namun, selain karena keterbatasan anggaran, Pemda termasuk PT. Tripat tak berani melakukan perbaikan yang dikhawatirkan bisa merusak keaslian bangunan itu. “Karena itu sudah lebih dari 50 tahun, berarti sudah termasuk kategori cagar budaya,” jelasnya.

Baca Juga :  Nusantara Tangguh dan Tafsir Kekuatan dalam “Menghadang Kubilai Khan” AJ Susmana

Terkait dengan rencana perbaikan bangunan bersejarah itu, sebelumnya telah diusulkan oleh Dinas Pariwisata melalui anggaran Kementerian di tahun 2024. Tetapi realisasi perbaikannya hanya untuk beberapa bangunan penginapan lain di area Taman Suranadi, bukan termasuk penginapan Belanda itu. “Informasi yang saya peroleh, rencananya nanti Dinas Pariwisata yang akan merestorasi,” pungkas pria berkaca mata ini.

Baca Juga :  Nusantara Tangguh dan Tafsir Kekuatan dalam “Menghadang Kubilai Khan” AJ Susmana

Restorasi bangunan bersejarah itu kemungkinan akan dilakukan secara bertahap. Terlebih, saran dari Budayawan yang mengingatkan agar perbaikannya tetap mempertahankan konstruksi awal, termasuk harus menggunakan material yang sama persis. Seperti kayu, yang juga harus persis sama, agar tak merubah nilai sejarahnya. “Informasi yang pasti sih belum ada (kapan masuk cagar budaya) kemarin waktu ada kunjungan dari BPK kita arahkan ke sana juga. Dan diakui itu sudah masuk kategori,” tutup Eko.***

Berita Terkait

Nusantara Tangguh dan Tafsir Kekuatan dalam “Menghadang Kubilai Khan” AJ Susmana
Masjid Songak: Warisan Sejarah dan Tradisi Islam Lombok yang Tetap Hidup
Pengaruh Akulturasi Tionghoa dalam Warisan Budaya Indonesia: Dari Pakaian Tradisional hingga Kuliner
Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, BRIN Usul Penetapan Hari Pantun Nasional
Pemkab Nganjuk Tetapkan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai Cagar Budaya
Batik Sasambo, Kain NTB dengan Sentuhan Legenda Putri Mandalika
Kinerja Cemerlang Pj Bupati Lobar Tuai Apresiasi Kemendagri, H. Ilham: Ini Hasil Kolaborasi Bersama
Banjir Hantam  Desa Aikmel Barat Lombok Timur. Ternyata ini Penyebabnya!

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 18:41 WITA

Nusantara Tangguh dan Tafsir Kekuatan dalam “Menghadang Kubilai Khan” AJ Susmana

Minggu, 16 Februari 2025 - 19:24 WITA

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya

Minggu, 16 Februari 2025 - 19:19 WITA

Masjid Songak: Warisan Sejarah dan Tradisi Islam Lombok yang Tetap Hidup

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:05 WITA

Pengaruh Akulturasi Tionghoa dalam Warisan Budaya Indonesia: Dari Pakaian Tradisional hingga Kuliner

Sabtu, 15 Februari 2025 - 20:47 WITA

Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, BRIN Usul Penetapan Hari Pantun Nasional

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA