MATARAM (ceraken.id)- Badan Penanggulangan Bencana Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memperpanjang status siaga darurat bencana di Mataram karena melihat eskalasi potensi bencana semakin tinggi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Minggu, mengatakan, dengan eskalasi potensi bencana yang semakin tinggi akibat cuaca eskstrem, status siaga darurat bencana di Mataram diperpanjang sampai akhir Maret 2024.
“Sedianya, status siaga darurat bencana di Mataram berakhir pada pertengahan atau tanggal 16 Maret 2024,” katanya.
Namun demikian, lanjutnya, apabila ke depan terjadi peningkatan eskalasi terhadap potensi bencana yang ditandai dengan tingginya ancaman bencana, tingginya daerah terpapar bencana, dan tingginya korban bencana maka status siaga darurat bisa saja ditingkatkan menjadi siaga tanggap darurat.
Misalnya, ketika terjadi genangan akibat luapan air sungai yang berdampak hingga 4-5 RT (rukun tetangga) dengan intensitas lebih dari tiga jam, sehingga berdampak pada kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
“Jika kondisi dampak cuaca ekstrem seperti itu, status siaga darurat bencana bisa kita tingkatkan menjadi siaga tanggap bencana. Tapi semoga itu tidak terjadi,” katanya.
Akan tetapi, sambungnya, apabila eskalasi potensi bencana ke depan terus melandai hingga memasuki bulan April 2024, maka status siaga darurat bencana juga bisa kembali di perpanjang.
Dikatakan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada (15/3-2024) menyebutkan, cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan deras di Mataram masih akan terjadi hingga 10 hari ke depan.
“Dalam 10 hari ke depan wilayah Kota Mataram masih berpotensi terjadinya hujan disertai angin kencang,” katanya.
Hanya saja, BMKG memprediksi potensi angin kencang yang akan terjadi ke depan lebih landai dibandingkan angin kencang sebelumnya.
“Angin kencang dan hujan deras masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan, tapi tidak sekencang pada Rabu-Kamis (13-14/3), hingga menyebabkan 27 pohon tumbang,” katanya.
Kendati demikian, Mahfuddin, tetap mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, gelombang pasang, dan longsor.
“Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja karena itu jika tidak ada kepentingan mendesak masyarakat sebaiknya tetap di rumah,” katanya.***
Penulis : CR - 04
Editor : Tim Redaksi
Sumber Berita : Antara