DOMPU (ceraken.id)– Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu daerah yang masuk peta kerawanan bencana keke ringan tahun 2024. Tercatat ada 122 titik potensi kekeringan di daerah dengan berjuluk nggahi rawai pahu ini. Pemerintah daerah sudah menyiapkan antisipasi, termasuk melakukan pendataan potensi bendungan dan embung irigasi pertanian.
Cadangan air irigasi sisa hujan di Kabupaten Dompu, hanya bisa melayani hingga musim tanam I berakhir. Data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Dompu, jumlah debit air yang tersisa akibat hujan itu, sebesar 50 persen. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Dompu, Aris Ansyari memastikan untuk lahan pertanian yang tidak dilalui oleh irigasi tehnis, untuk mengkonsultasikan ke Dinas Pertanian, komoditi apa yang cocok dengan kondisi ini.
“Saat ini, keberadaan dua bendungan besar yang masuk dalam mega proyek Raba Baka Komplek, belum bisa optimal dilakukan,” katanya, Selasa (2/4/2024).
Selain masih hanya bisa melayani irigasi sekitar 2 ribu hektar saja, keberadaan dua bendungan yang saling bertautan ini, merupakan bendungan pengendali banjir.
Untuk memanfaatkan aliran sungai, Aris tidak berani memberikan jaminan. Selain terjadi penyempitan sungai-sungai ini, juga mengalami sedimentasi yang cukup tinggi.
“Upaya yang mendesak dilakukan, adalah melakukan normalisasi sungai-sungai tersebut,” katanya.
Ini dilakukan, selain memperlancar saluran air, juga untuk mengantisipasi jika banjir tiba saat musim hujan mendatang. Sementara itu, keberadaan embung-embung yang menyebar di beberapa kecamatan, tidak maksimal dan diharapkan sumbangsihnya.
“Embung-embung ini, menjadi tanggung jawab Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1,” jelasnya.
Aris mengharapkan BWS NT 1, untuk bisa mengalokasikan anggarannya untuk pengerukan embung-embung ini, agar bisa dimanfaatkan.***
Penulis : CR - 04
Editor : Tim Redaksi