Ikhtiar

Sabtu, 30 Maret 2024 - 08:56 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perasaan dan pikiran bukanlah hal yang statis dalam diri manusia, melainkan sisi yang amat dinamis mengikuti pergerakan waktu. Kedua hal tersebut, yakni perasaan dan pikiran, memiliki keterkaitan yang kuat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Transformasi dengan segera bisa terjadi dari perasaan tertekan menjadi kelegaan dan optimisme, sementara pikiran yang awalnya kerdil bisa menjadi bijak dan penuh wawasan. Semua itu tidak lain adalah buah dari kesungguhan usaha individu untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.

Perasaan tidak bisa dipisahkan dari pikiran, begitu pula sebaliknya. Keduanya bisa saling menguatkan, tapi bisa juga melemahkan. Emosionalitas seringkali dipicu oleh faktor eksternal seperti kabar, informasi, atau fakta yang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Sebaliknya, rasionalitas memerlukan kesadaran diri untuk mengembangkan pemikiran, meningkatkan wawasan, dan memenuhi kebutuhan intelektualitas. Kedua contoh di atas menunjukkan bagaimana faktor internal maupun eksternal dapat mempengaruhi individu.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Dalam kesadaran diri yang optimal, setiap orang akan merasa dirinya perlu untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Mereka menghargai integritas dan memilih sikap yang tepat dalam berbagai situasi. Misalnya, kesabaran menjadi penting ketika dihadapkan pada perilaku negatif. Diam dengan bijak dapat menjadi cara terbaik untuk melatih kesabaran, menghindari diri untuk terperangkap dalam kebiasaan negatif, dan menghindari pengungkapan prasangka yang tidak produktif.

Sikap dan cara untuk menghindari jebakan prasangka serta kesembronoan dalam pengutaraan pikiran menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh individu yang memiliki kesabaran. Begitu juga dengan pemanfaatan atas nikmat pikiran dan perasaan; apakah kita menggunakan semuanya secara berteraturan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Pencipta? Pikiran dan perasaan manusia seringkali menjadi pusat keinginan dan hasrat yang terus menerus bergejolak.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Kenyataannya, manusia tidak akan mampu mengatasi dan mengendalikan dirinya sendiri yang penuh dengan keanekaragaman hasrat dan keinginan tanpa bantuan kemudahan yang luar biasa dari Yang Maha Kuasa. Puasa, sebagai ikhtiar untuk mewujudkan kebiasaan diri menjalani ketaatan, merupakan salah satu cara yang dipilih individu untuk lebih terlatih dalam mengendalikan diri. Melalui puasa dengan cara benar, sensitivitas terhadap moralitas meningkat, dan individu dapat lebih mudah membedakan mana yang baik dan buruk. Ketaatan dalam menjalankan puasa dengan benar akan membawa individu pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi, memungkinkan mereka mendengarkan bisikan hati tentang apa yang baik dan buruk. Prasangka, sebagai sumber tindakan yang tidak produktif, harus terus disingkirkan dengan ikhtiar kebaikan sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi. Semoga hari ini ini kita bisa menjalankan ibadah puasa secara lebih baik. Insyaallah.**

Penulis : Cukup Wibowo

Berita Terkait

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni
CLOSING DAY
SOSMED
AMBIVALENSI
PREFERENSI
Setan
Kematian
Takut

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:40 WITA

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Rabu, 10 April 2024 - 13:04 WITA

CLOSING DAY

Senin, 8 April 2024 - 15:14 WITA

SOSMED

Minggu, 7 April 2024 - 08:57 WITA

AMBIVALENSI

Sabtu, 6 April 2024 - 11:15 WITA

PREFERENSI

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA