Keikhlasan

Selasa, 26 Maret 2024 - 09:14 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kehidupan sering kali seperti perjalanan di antara dua dunia yang berlawanan, di mana kita seringkali dihadapkan pada posisi diametral antara kebaikan dan keburukan. Kebaikan dan keburukan itu sendiri seperti dua kekuatan yang saling berinteraksi, terkadang bertemu dan berpisah, dipengaruhi oleh sejumlah alasan yang bisa jelas namun juga tak jarang samar.

Ketika kita menyadari adanya konflik antara kebaikan dan keburukan dalam kehidupan kita, seringkali kita merasa terjebak dalam dilema moral dan emosional. Namun, di tengah segala kompleksitas yang muncul, terdapat satu kunci penting yang dapat membantu kita mempertahankan kedamaian dan kebahagiaan, yaitu dengan mengabaikan perlakuan buruk dari orang lain.

Mengabaikan perlakuan buruk dari orang lain bukan berarti kita mengabaikan atau mentolerir perilaku mereka yang tidak pantas. Sebaliknya, ini lebih merupakan sikap mental dan spiritual di mana kita memilih untuk tidak terpengaruh atau merespons secara negatif terhadap perlakuan buruk tersebut. Ini adalah ekspresi kebijakan diri dan kematangan emosional yang memungkinkan kita untuk tetap tenang dan berpegang pada nilai-nilai yang baik, bahkan di tengah-tengah cobaan dan kesulitan.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Ketika kita dihadapkan pada orang-orang yang bertindak tidak baik terhadap kita, langkah terbaik adalah dengan tidak membalasnya. Alasannya sederhana, perbuatan buruk akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah dilakukan. Ketika kita memilih untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, kita membiarkan hukum alam yang adil berlaku. Kita meyakini bahwa perbuatan buruk akan mendatangkan konsekuensi bagi pelakunya sendiri. Orang-orang yang berbuat buruk mungkin hanya terbelenggu oleh ketidaktahuan mereka, tanpa menyadari bahwa tindakan mereka dapat merugikan diri mereka sendiri.

Hal yang sama berlaku dalam kaitannya dengan puasa saat dipraktikkan. Puasa bukanlah praktik ibadah yang sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan bentuk usaha dari kebaikan yang disaksikan langsung oleh langit dan bumi. Sebagai ibadah yang merupakan perintah Allah SWT, ini berarti bahwa setiap tindakan puasa yang dilakukan seseorang menjadi bagian dari ibadah yang terlihat oleh Allah dan dunia sekitarnya.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Melalui puasa, kita dilatih untuk menjadi lebih ikhlas dan sabar dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Saat menjalani puasa, seseorang harus mampu menahan diri dari godaan dan keinginan duniawi, bahkan dalam kondisi yang sulit sekalipun. Hal ini membutuhkan ketabahan dan kesabaran yang kuat, serta kemampuan untuk menjaga hati dan pikiran tetap tenang dan fokus pada ibadah. Puasa adalah waktu yang berharga untuk memperbaiki diri, membentuk karakter yang lebih baik, dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan ketabahan.

Dengan menjalankan puasa secara tekun dan menghayatinya dengan penuh kesadaran, kita berharap dapat menjadi pribadi yang lebih ikhlas, pemaaf, dan sabar dari hari ke hari. Makin kita rasakan kalau puasa bukan hanya tentang bagaimana kita menahan diri dari rasa lapar dan haus, tetapi juga tentang membentuk karakter yang kuat dan penuh kasih. Semoga dengan ketaatan kita dalam menjalankan puasa, kita dapat menghadapi setiap tantangan hidup dengan hati yang lapang dan pikiran yang tentram. Insyaallah.**

 

 

Penulis : Cukup Wibowo

Berita Terkait

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni
CLOSING DAY
SOSMED
AMBIVALENSI
PREFERENSI
Setan
Kematian
Takut

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:40 WITA

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Rabu, 10 April 2024 - 13:04 WITA

CLOSING DAY

Senin, 8 April 2024 - 15:14 WITA

SOSMED

Minggu, 7 April 2024 - 08:57 WITA

AMBIVALENSI

Sabtu, 6 April 2024 - 11:15 WITA

PREFERENSI

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA