Lebaran Topat, Cara Masyarakat Lombok Pertahankan Budaya Relegius

Selasa, 16 April 2024 - 22:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Walikota Mataram H. Mohan Roliskana saat merayakan Lebaran Topat tahun lalu di Makam Loang Baloq (Foto: RRI/Dok. Kominfo Mataram)

Walikota Mataram H. Mohan Roliskana saat merayakan Lebaran Topat tahun lalu di Makam Loang Baloq (Foto: RRI/Dok. Kominfo Mataram)

MATARAM (ceraken.id)- Pemerintah Kota Mataram mengoptimalkan pelaksanaan perayaan lebaran topat sebagai salah satu upaya mempertahankan nilai nilai budaya relegi yang dapat dijadikan sebagai ajang promosi pariwisata. Untuk itu perayaan lebaran topat di Kota Mataram yang jatuh pada hari Rabu (17/44/2024), bertema “Hikayat Topat Mentaram” yang memiliki arti adanya harapan untuk bisa menampilkan rasa memiliki dan nuansa berbeda.

“Untuk acara inti biasanya setiap lebaran topat terlebih dahulu diawali dengan ziarah makam, ngurisan (mencukur rambut bayi) dan puncak acaranya hikayat topat mentaram.” Kata Asisten I Setda Kota Mataram H.Lalu Martawang pada Selasa (16/4/2024)

Menurut Martawang, kegiatan lebaran topat ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah sebagai salah satu event budaya di Kota Mataram. Nilai tambah itu diperoleh dengan mengedepankan konsep yang baik sebagai aset budaya yang dimiliki Kota Mataram sebagai wisata relegi.

Sementara itu Walikota Mataram H. Mohan Roliskana mengimbau masyarakat yang akan merayakan lebaran topat agar tetap tertib dalam berlalu lintas. Biasanya sejumlah ruas jalan cukup padat dan beberapa objek wisata juga ramai di kunjungi warga.

“kami berharap masyarakat tetap bisa merayakan lebaran topat dengan aman dan nyaman,” Kata Mohan.

Sejumlah skenario pengamanan sudah dioptimalkan dengan melibatkan unsur TNI/Polri, Basarnas dan lainnya sebagai upaya memberikan rasa aman bagi masyarakat yang akan menikmati lebaran topat. Sekenario ini tidak akan tercipta dengan baik tanpa ada kerjasama dari masyarakat.***

 

 

Berita Terkait

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya
Masjid Songak: Warisan Sejarah dan Tradisi Islam Lombok yang Tetap Hidup
Pengaruh Akulturasi Tionghoa dalam Warisan Budaya Indonesia: Dari Pakaian Tradisional hingga Kuliner
Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, BRIN Usul Penetapan Hari Pantun Nasional
Pemkab Nganjuk Tetapkan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai Cagar Budaya
Batik Sasambo, Kain NTB dengan Sentuhan Legenda Putri Mandalika
Kinerja Cemerlang Pj Bupati Lobar Tuai Apresiasi Kemendagri, H. Ilham: Ini Hasil Kolaborasi Bersama
Banjir Hantam  Desa Aikmel Barat Lombok Timur. Ternyata ini Penyebabnya!

Berita Terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 19:24 WITA

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:05 WITA

Pengaruh Akulturasi Tionghoa dalam Warisan Budaya Indonesia: Dari Pakaian Tradisional hingga Kuliner

Sabtu, 15 Februari 2025 - 20:47 WITA

Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, BRIN Usul Penetapan Hari Pantun Nasional

Sabtu, 15 Februari 2025 - 17:40 WITA

Pemkab Nganjuk Tetapkan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai Cagar Budaya

Kamis, 13 Februari 2025 - 20:24 WITA

Batik Sasambo, Kain NTB dengan Sentuhan Legenda Putri Mandalika

Berita Terbaru

Bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Taman Suranadi. (Inside Lombok/Yudina)

WARISAN NUSANTARA

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya

Minggu, 16 Feb 2025 - 19:24 WITA