Made in Bali Siap Suguhkan Romansa dan Budaya Pulau Dewata di Layar Lebar

Sabtu, 15 Februari 2025 - 17:54 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Film Made in Bali yang dibintangi Rayn Wijaya, Vonny Felicia, Bulan Sutena, Naomi Hitanayri, Victor Agustino, Gusti Harindra, Wina Marino berkisah romansa remaha di Pulau Bali. Film ini akan tayang pada 20 Februari ini. Foto: Tangkapan layar YouTube CGV Kreasi

Film Made in Bali yang dibintangi Rayn Wijaya, Vonny Felicia, Bulan Sutena, Naomi Hitanayri, Victor Agustino, Gusti Harindra, Wina Marino berkisah romansa remaha di Pulau Bali. Film ini akan tayang pada 20 Februari ini. Foto: Tangkapan layar YouTube CGV Kreasi

CERAKEN.ID-‘Pulau Bali kembali menjadi sumber inspirasi bagi para sineas Indonesia. Kali ini, rumah produksi Josh Pictures mempersembahkan film terbaru berjudul “Made in Bali”, yang akan tayang perdana di bioskop seluruh Indonesia mulai 20 Februari 2025.

Film ini mengangkat kisah romansa remaja yang mencari makna cinta, dengan latar budaya Bali yang kental, khususnya seni wayang kulit. “Made in Bali” menceritakan perjalanan seorang dalang muda bernama Made (diperankan oleh Rayn Wijaya), yang merupakan putra dari seorang dalang wayang kulit terkenal di Bali.

Baca Juga :  Menjaga Daya Hidup di Jalan Teater ala Kongso Sukoco

Sejak kecil, Made bersahabat dekat dengan Ni Luh (Vonny Felicia), seorang gadis cantik berdarah campuran Bali dan Jepang. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta tumbuh di antara mereka.

Namun, Made dihadapkan pada dilema ketika orang tuanya menjodohkannya dengan Putu (Bulan Sutena). Kini, Made harus memilih antara cinta masa kecilnya atau mengikuti kehendak orang tuanya.

Film ini disutradarai oleh JP Yudhi dan ditulis oleh Oka Aurora. Selain menampilkan keindahan alam Bali, seperti lanskap Pulau Dewata, “Made in Bali” juga menggambarkan kekayaan budaya sosial masyarakat Bali. Beberapa elemen budaya yang ditampilkan antara lain festival layang-layang, pertunjukan wayang kulit, hingga tarian Barong Bali.

Baca Juga :  Laporan Muswil Dekopinwil NTB 2025: LPJ Diterima Aklamasi, Sinergi dengan Pemerintah Jadi Penegas Arah Baru

Para pemain yang terlibat dalam film ini antara lain Rayn Wijaya, Vonny Felicia, Bulan Sutena, Naomi Hitanayri, Victor Agustino, dan Gusti Harindra. Bulan Sutena, selebgram asal Gianyar yang memerankan karakter Putu, mengungkapkan bahwa “Made in Bali” merupakan pengalaman pertamanya bermain dalam film drama romantis.

“Di film ini, aku banyak belajar mengelola emosi dan menunjukkan dinamika karakter lewat peranku sebagai Putu,” tuturnya***

Berita Terkait

Menjaga Daya Hidup di Jalan Teater ala Kongso Sukoco
Pengabdian yang Dihidupi: Kongso Sukoco, Teater, dan Etika Kesetiaan
Lalu Anis Mujahid Akbar Terima “Pinangan” Peserta Muswil, Siap Pimpin Dekopinwil NTB
Laporan Muswil Dekopinwil NTB 2025: LPJ Diterima Aklamasi, Sinergi dengan Pemerintah Jadi Penegas Arah Baru
Gubernur NTB Buka Muswil Dekopin 2025: “Akhirnya Dekopin Ada Juga”
Peran Strategis BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Akselerasi Pariwisata Berkelanjutan di NTB
Transition: Membaca Ruang Batin, Budaya, dan Perubahan dalam Perupa Lalu Syaukani
Dua Ulama Aswaja dalam Satu Panggung Tabligh Akbar di Lombok: TGB Zainul Majdi dan Ustad Abdul Somad

Berita Terkait

Senin, 15 Desember 2025 - 08:46 WITA

Menjaga Daya Hidup di Jalan Teater ala Kongso Sukoco

Minggu, 14 Desember 2025 - 20:48 WITA

Pengabdian yang Dihidupi: Kongso Sukoco, Teater, dan Etika Kesetiaan

Rabu, 10 Desember 2025 - 14:23 WITA

Lalu Anis Mujahid Akbar Terima “Pinangan” Peserta Muswil, Siap Pimpin Dekopinwil NTB

Rabu, 10 Desember 2025 - 08:51 WITA

Laporan Muswil Dekopinwil NTB 2025: LPJ Diterima Aklamasi, Sinergi dengan Pemerintah Jadi Penegas Arah Baru

Selasa, 9 Desember 2025 - 17:24 WITA

Gubernur NTB Buka Muswil Dekopin 2025: “Akhirnya Dekopin Ada Juga”

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA