Lisan

- Pewarta

Kamis, 28 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Niat puasa bukan hanya sekadar rangkaian kata yang diucapkan, tetapi juga merupakan landasan spiritual yang penting dalam melaksanakan ibadah. Menurut sunnah Nabi Muhammad SAW, niat puasa disunnahkan untuk diungkapkan baik secara lisan maupun dalam hati. Namun, lebih dari sekadar rutinitas, niat puasa juga merupakan pelindung bagi orang yang sedang berpuasa.

Dalam Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya bahwa puasa adalah perisai bagi yang menjalaninya. Dalam keadaan berpuasa, seorang Muslim diwajibkan untuk menjaga lisan dan perilakunya. Apabila ada seseorang yang mencacinya atau bertindak tidak sopan kepadanya, maka sepatutnya ia mengucapkan, “Saya sedang berpuasa,” sebanyak dua kali atau lebih. Tindakan ini diharapkan dapat menghentikan perilaku buruk tersebut dan memperingatkan orang yang melakukan tindakan tersebut untuk menghormati ibadah puasa yang sedang dilakukan.
Meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa perkataan tersebut cukup diucapkan dalam hati, namun Imam An-Nawawi menegaskan bahwa pendapat yang lebih kuat adalah dengan cara mengucapkannya dengan lisan yang terdengar. Dengan mengucapkannya secara lisan, pesan tersebut menjadi lebih jelas dan dapat mempengaruhi perilaku orang yang berbuat tidak baik.
Hal ini mencerminkan pentingnya pengendalian diri dan pengelolaan emosi dalam menjalani ibadah puasa. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus secara fisik, tetapi juga merupakan latihan untuk mengendalikan diri terhadap provokasi dan perlakuan kurang menyenangkan dari orang lain. Ketika seseorang menjalani puasa, ia diajarkan untuk mengatasi dorongan-dorongan negatif yang mungkin muncul, seperti kemarahan, kekesalan, dan ketidaksabaran.
Puasa memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk memperkuat kemampuan dalam mengendalikan emosi dan merespons situasi dengan ketenangan dan cara bijak. Ini merupakan ujian nyata dalam mengembangkan personalitas diri yang lebih baik, di mana seseorang harus mampu menahan diri dari reaksi yang tidak pantas meskipun terdapat godaan atau tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Selain itu, puasa juga memperdalam dimensi spiritual dalam hidup seorang Muslim. Dengan mengendalikan dorongan-dorongan duniawi, seseorang dapat lebih fokus pada hubungannya dengan Allah SWT dan meningkatkan kesadaran spiritualnya. Puasa menjadi momen untuk merenungkan nilai-nilai agama, meningkatkan ibadah, dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.
Dengan demikian, puasa tidak hanya merupakan kewajiban ibadah, tetapi juga merupakan proses pembentukan karakter yang terus-menerus. Selama bulan Ramadan, umat Muslim diberikan kesempatan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam mengendalikan diri dan meningkatkan kedekatan mereka dengan Allah SWT. Dengan menjalani puasa dengan penuh kesadaran dan pengertian akan tujuan spiritualnya.
Semoga dengan memahami pentingnya niat puasa dan bagaimana menjaga perlindungan diri saat berpuasa, kita dapat menjalani ibadah dengan lebih khusyuk dan mendapatkan manfaat spiritual yang lebih besar. Insyaallah.**

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penulis : Cukup Wibowo

Berita Terkait

CLOSING DAY
SOSMED
AMBIVALENSI
PREFERENSI
Setan
Kematian
Takut
On Time

Berita Terkait

Rabu, 10 April 2024 - 13:04 WITA

CLOSING DAY

Senin, 8 April 2024 - 15:14 WITA

SOSMED

Minggu, 7 April 2024 - 08:57 WITA

AMBIVALENSI

Sabtu, 6 April 2024 - 11:15 WITA

PREFERENSI

Jumat, 5 April 2024 - 10:56 WITA

Setan

Kamis, 4 April 2024 - 08:31 WITA

Kematian

Rabu, 3 April 2024 - 08:54 WITA

Takut

Selasa, 2 April 2024 - 09:16 WITA

On Time

Berita Terbaru

Translate »