MATARAM (ceraken.id)– Tradisi dan modernisasi di era industri juga berlaku di madrasah. Bahkan apa yang berkembang di tingkat global juga terkoneksi dengan sumber daya manusia di madrasah.
Bagaimana tradisi itu dikembangkan di madrasah dan mengapa modernisasi menjadi pilihan? Berikut wawancara RRI Mataram dengan Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr. Harry Juanda, SIP., M.Si., pada pertengahan April 2024.
Apakah yang berkembang di madrasah juga tersambung dengan industri?
Pada dasarnya madrasah sama dengan sekolah umum. Punya kurikulum yang hampir sama. Tapi, di madrasah ada porsi pelajaran Agama Islam, yang lebih. Sedangkan di sekolah umum porsi itu bisa lebih kecil. Madrasah juga punya Lab IT seperti yang ada di MAN 2 Model Mataram. Lab sekolah ini bisa dibilang yang terlengkap. Artinya, madrasah siap dengan tantangan global.
Untuk yang kritis sekali pun. Dengan muatan keagamaan lulusan madrasah akan kuat dan tidak mudah tergerus.
Ternyata basis 4.0 juga dikembangkan di madrasah. Apa pendapat Bapak?
Sudah dilengkapi IT. Kita bisa lihat di beberapa perlombaan sains. Siswa di madrasah bisa menjuarai beberapa mata lomba. Mereka bisa meraih juara. Ya, seperti siswa MAN 2 Mataram, dan MAN Selong. Kita juga bisa lihat dari di tingkat seleksi masuk Perguruan Tinggi. Nyatanya hampir berimbang dengan sekolah umum. Lulusan madrasah ada yang bisa masuk UGM, UI, dan Universitas Brawijaya.
Di NTB, ada Unram.
Apakah mereka siap menyambut hilirisasi industri?
Siap. Mereka siap menyambut hilirisasi. Lulusan madrasah saat ini masuk trending topik. Bagaimana tidak, ketika penjurusan setingkat SMA atau SMK, madrasah punya penjurusan juga. Misal, jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Ditambah pilihan kegamaan yang mendorong lulusan masuk ke PT Islam seperti UIN atau STAIN. Jurusan mereka juga seperti sekolah pada umumnya. Hampir tidak ada perbedaan dengan sekolah umum***