Takut

- Pewarta

Rabu, 3 April 2024 - 08:54 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam penghayatan yang makin dalam, terasa sekali puasa bukanlah sekadar urusan perut, yakni rasa lapar dan dahaga, tetapi lebih dari itu, puasa adalah latihan spiritual bagi yang menjalaninya. Ia meminta kita untuk menahan diri dari segala hal yang mungkin mengganggu hubungan kita dengan Sang Pencipta, bukan hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam pikiran dan perbuatan.

Di balik praktik fisiknya, misalnya, puasa mengajarkan kita tentang ketaatan yang utama kepada Allah. Ini bukanlah sekadar menaati perintah-Nya tanpa alasan yang jelas, tetapi sebuah pengakuan akan kuasa-Nya yang menciptakan kita dan mengawasi setiap langkah kita dalam hidup. Dengan berpuasa, kita mengakui bahwa ketaatan kepada-Nya adalah kunci utama untuk mencapai kebahagiaan dan keberkahan.

Kepatuhan ini membawa kita pada sebuah kesadaran yang mendalam akan kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Ini bukanlah takut akan hukuman-Nya yang menggerakkan kita, melainkan kesadaran bahwa Allah senantiasa hadir dan memperhatikan segala yang kita lakukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Dari kesadaran inilah kemudian timbul keberanian untuk menolak godaan melakukan kemaksiatan. Ketika kita menyadari bahwa tidak ada tempat untuk menyembunyikan diri dari-Nya, kita menjadi lebih berhati-hati dalam tindakan dan perilaku kita. Kita tidak lagi berpikir bahwa kita bisa lolos dari pengawasan-Nya atau menghindari pertanggungjawaban atas perbuatan kita. Sebaliknya, kita memilih untuk berdiri teguh dalam ketaatan kepada-Nya, karena kita menyadari bahwa hanya dengan itu kita dapat meraih keberkahan dan kebahagiaan yang sejati.

Kesadaran akan kehadiran Allah juga menginspirasi kita untuk menjalani hidup dengan integritas dan kejujuran. Kita tidak lagi merasa perlu menyembunyikan bagian tergelap dari diri kita, karena kita tahu bahwa Allah melihat dan memahami sepenuhnya setiap aspek dari diri kita. Ini membebaskan kita untuk menjadi pribadi yang sejati dan bersih, tanpa harus menyembunyikan atau berpura-pura menjadi orang yang baik di penglihatan orang lain.

Tak hanya itu, puasa juga mengajarkan kita bagaimana mengendalikan diri dan berjiwa penuh kesabaran. Ketika kita menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang dilarang selama puasa, kita belajar untuk mengendalikan nafsu dan keinginan kita. Ini adalah latihan untuk membangun keteguhan dan ketabahan dalam menghadapi godaan-godaan yang mungkin menghampiri kita dalam kehidupan sehari-hari.

Bulan Ramadan, dengan segala pelajaran dan hikmahnya, menjadi waktu yang istimewa di mana umat Islam merenungkan lebih dalam tentang hubungan mereka dengan Allah dan upaya mereka untuk meningkatkan ketaatan dan kesadaran mereka. Ia bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang memperkuat hubungan batin dengan Sang Pencipta dan merenungkan makna sejati dari ketaatan dan kepatuhan.

Dengan demikian, puasa bukanlah sekadar sebuah kewajiban ritual yang harus dilaksanakan, tetapi sebuah proses pembelajaran yang mendalam tentang ketaatan, kesadaran, dan ketakutan yang membawa kita mendekat pada Allah. Semoga kita semua mampu mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga dari puasa ini, dan menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap langkah kita. Amin. Insyaallah.**

Penulis : Cukup Wibowo

Editor : Editor Ceraken

Berita Terkait

CLOSING DAY
SOSMED
AMBIVALENSI
PREFERENSI
Setan
Kematian
On Time
Hedonisme

Berita Terkait

Rabu, 10 April 2024 - 13:04 WITA

CLOSING DAY

Senin, 8 April 2024 - 15:14 WITA

SOSMED

Minggu, 7 April 2024 - 08:57 WITA

AMBIVALENSI

Sabtu, 6 April 2024 - 11:15 WITA

PREFERENSI

Jumat, 5 April 2024 - 10:56 WITA

Setan

Berita Terbaru

Translate »