MATARAM (ceraken.id)– Menikmati hari libur, bisa dengan santai santai di rumah ya. Bermalas malasan namun menambah wawasan. Caranya dengan membaca buku. Ini buku yang bisa mengisi waktu libur anda.
” …………….Tentang cinta. Tentang betapa kita sering salah mengira cinta sebagai kembang api – sebagai drama dan disfungsi. Tapi cinta sejati itu sangat sunyi, sangat hening. Membosankan jika dilihat dari sudut pandang drama tinggi. Cinta itu dalam dan tenang – dan konstan. Saya membayangkan Anda benar-benar memberikan cinta kepada Kathy – dalam arti sebenarnya. Apakah dia mampu mengembalikannya kepada Anda atau tidak adalah pertanyaan lain……………”
Itulah Qoutes yg tertuang di halaman 171, Novel “The Silent Patient” karya Alex Michaelides, Sebuah novel thriller psikologis yang sangat diakui saat dirilis. Yang menjadi Pemenang Goodreads Choice Awards 2019 dalam katagori Misteri dan Thriller.
Cerita ini berkisah tentang Alicia Berenson, seorang pelukis berbakat yang tampaknya memiliki segalanya – karier yang sukses, suami yang mencintainya, dan rumah yang indah di London. Namun, hidupnya mengalami perubahan yang menggemparkan ketika ia ditemukan berdiri di sebelah mayat suaminya, Gabriel, dengan pistol di tangannya. Publik menilai Alicia sebagai pembunuh berdarah dingin atau penderita sakit jiwa. Tapi tak sedikit yang percaya bahwa Alicia tidak bersalah. Yang membuat kasus ini bahkan lebih membingungkan adalah bahwa Alicia tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak pembunuhan itu.
Alicia didakwa atas pembunuhan suaminya dan dianggap tidak cukup sehat secara psikologis untuk diadili. Ia menjadi pasien di The Grove, sebuah unit forensik aman, dan kebisuannya berlanjut, sehingga ia dijuluki “The Silent Patient.” Meskipun ia menolak untuk berbicara, Alicia berkomunikasi melalui seninya, menciptakan lukisan diri yang menghantui yang ia beri judul “Alcestis,” sesuai dengan karakter dalam mitologi Yunani yang mengorbankan dirinya untuk suaminya.
Sebagai seorang psikoterapis kriminal, Theo Faber, merasa mampu mengembalikan akal sehat Alicia. Tekadnya untuk membuatnya berbicara dan mengungkap misteri pembunuhan tersebut membawanya ke motivasi di balik kehidupannya sendiri. Lukisan-lukisan Alicia menjadi salah satu petunjuk yang sulit dipecahkan dalam usahanya memahami alasan Alicia membunuh suami yang dicintainya. Atau ada orang lain yang menjadi pembunuh sebenarnya (?) Ia bertekad untuk mengungkap misteri di balik kebisuannya dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada malam yang tragis itu. Saat Theo menyelami masa lalu Alicia yang penuh masalah dan hubungannya, ia mulai mengungkap rahasia gelap dan trauma tersembunyi yang mungkin mengandung kunci kebenaran.
“The Silent Patient” adalah novel yang mendebarkan dan penuh suspensi yang mengeksplorasi tema cinta, obsesi, pengkhianatan, dan kompleksitas pikiran manusia. novel thriller ini page turner dan mudah dicerna pula. Babnya singkat, plotnya termasuk cepat. Meski demikian kita tidak kehilangan ritme misterinya yang pelan-pelan datang. Siapa pembunuh suami Alicia?. Di dua pertiga bagian buku kita sudah diberikan beberapa tokoh yang patut dicurigai, ternyata oh ternyata apa yang ada di balik tragedi pembunuhan itu cukup kompleks juga ya. Ada kakak ipar, sepupu, dan kawan karib yang ternyata tidak ‘sekarib’ yang diduga
Sepanjang jalan cerita terasa sekali ‘tema’ psikoanalisisnya. Ada terapi-terapi yang disebutkan, ada tokoh dan opininya, dan lain sebagainya. Menarik seolah kita ikut dibawa mengikuti terapi terapi psikologi semakin menambah wawasan dan memperkuat tema cerita.
Penggalan kalimat “ Kata siapa mati hanya terjadi ketika tubuh sudah tidak lagi berfungsi (?), sebab sebelum tubuh seseorang mati, mungkin jiwanya sudah lama pergi” Semakin memperkuat dan membuat pembaca duduk lebih lama di kursi mereka saat mencoba mengungkap kebenaran di balik kebisuan Alicia dan pembunuhan suaminya.
Novel ini direkomendasikan kepada penmencari novel psychological suspense dengan topik depresi dan trauma masa kecil. Karena Membaca novel ini membawa kita pada emosi yang menyesakkan. Tokoh-tokoh utamanya sulit untuk kita sukai pada akhirnya. Deskripsi latar suasana dan lokasinya detail, begitupun deskripsi fisik tokoh-tokohnya. Alurnya cukup cepat untuk kategori suspense. Buku ini dikenal dengan plot twist yang cerdas dan kedalaman psikologisnya, menjadikannya bacaan wajib bagi penggemar genre thriller***