Kebun Kopi di Lombok Bawa Misi Kekayaan NTB

Sabtu, 13 April 2024 - 10:34 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani kopi Agus Patra Wijaya memperlihatkan hasil roasting kopi dari mesin roasting yang dimiliki di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur, tahun 2023.

Petani kopi Agus Patra Wijaya memperlihatkan hasil roasting kopi dari mesin roasting yang dimiliki di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur, tahun 2023.

LOMBOK TIMUR (ceraken.id)– Berkebun kopi di dataran tinggi memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Usaha itu sekaligus bisa membawa misi kekayaan kopi Nusa Tenggara Barat kepada konsumen.

Pembibitan kopi dilakukan Agus Patra Wijaya melalui kepemilikan badan usaha berbentuk CV. Perusahaan itu dberi nama Sapit Farm Mandiri di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur. Segmen pembibitan yang dilakukan Agus adalah biji lokal yang ditanam di rumah kemudian dibawa ke kebun kopi. Produksi bibit harus dilakukan di Desa Sapit setelah melihat perubahan tren meminum kopi yang tidak sekadar mementingkan rasa.

“Jenis kopi yang kami bibitkan, dan produksi adalah Arabika karena berada di ketinggian delapan ratus meter dari permukan laut,” kata Agus kepada Radio Republik Indonesia Mataram, belum lama ini. Agus menjadi narasumber di dialog RRI yang bertopik Membangun Wirausaha Muda di NTB.

Baca Juga :  Prof. Nuriadi Ajak Masyarakat Memuliakan Guru di Hari Guru Nasional 2025

Teknik pembibitan dan penanaman menggunakan metode hulu ke hilir. Tujuannya, menyediakan bibit berkualitas dengan tidak sembarang mengambil bibit, tapi memperhatikan kualitas bibit. Bibit kemudian harus dirawat secara maksimal melalui pengawasan. Setelah itu baru bisa disebut betul-betul fokus pada budidaya karena mampu menyediakan bibit untuk masyarakat.

“Teknik budidaya kita fokus pada bertani kopi karena banyak petani yang tidak fokus di kopi. Sementara dengan jumlah tanaman kopi sebanyak 1.500 pohon bisa menghasilkan pendapatan kira-kira tujuh sampai delapan juta rupiah per bulan,” kata Agus.

Penghasilan itu, kata Agus, baru bisa diperoleh Ketika tanaman kopi terbebas dari hama dan penyakit. Maka untuk menghindari hama dipilihlah jenis kopi Arabika dengan varietas Kolombia atau Brasil. Sedangkan untuk handling panen, dan pascapanen memberdayakan petani mitra dari Desa Sembalun, Desa Pringgajurang, Lombok Timur.

Baca Juga :  Prof. Nuriadi Ajak Masyarakat Memuliakan Guru di Hari Guru Nasional 2025

Menurut Agus, petani dari Desa Sembalun, dan Pringgajurang, biasanya membeli kopi dalam kondisi sudah panen atau panen cherry. Buah kopi dalam status cherry dijual setelah dilakukan proses penggilingan atau blended beans. Dengan begitu, ongkos panen pun sampai ke tangan petani dan kopi sampai ke pasar. Baik pasar di Lombok Timur maupun di Kota Mataram.

Agus menyatakan, produksi kopi Desa Sapit sejak tahun 2018 seberat 1,2 ton. Untuk bisa mendapatkan tonase seberat itu, butuh empat sampai lima tahun sejak bibit kopi ditanam. Sesuai topografi, lahan kopi di Desa Sapit sangat cocok untuk mengembangkan kopi jenis Arabika dengan ketinggian hingga 1.200 mdpl. Di lahan yang tinggi, kopi terbebas dari serang penyakit daun.***

 

 

Berita Terkait

Prof. Nuriadi Ajak Masyarakat Memuliakan Guru di Hari Guru Nasional 2025
Festival Bau Nyale 2025: Peresean dan Parade Siu Puteri Mandalika Meriahkan Tradisi di Lombok
Konversi Lahan Pertanian Sebuah Keniscayaan, Ini Gagasan Rohmi Firin untuk Ketahanan Pangan NTB
Banyak Manfaat, UMKM Didorong Berinvestasi atau Nabung Saham
Dana Pemerintah Daerah Mengendap di Bank hingga Rp 180,96 Triliun
Provokasi Dompu Berhasil, Bapanas Tindak Lanjuti Penyesuan HAP Jagung
Bulog Ikut Stabilkan Harga Jagung di Bima – Dompu
Jamur Tiram di Lombok Barat Bangun Ekonomi Warga

Berita Terkait

Selasa, 25 November 2025 - 17:58 WITA

Prof. Nuriadi Ajak Masyarakat Memuliakan Guru di Hari Guru Nasional 2025

Sabtu, 15 Februari 2025 - 17:47 WITA

Festival Bau Nyale 2025: Peresean dan Parade Siu Puteri Mandalika Meriahkan Tradisi di Lombok

Senin, 14 Oktober 2024 - 06:59 WITA

Konversi Lahan Pertanian Sebuah Keniscayaan, Ini Gagasan Rohmi Firin untuk Ketahanan Pangan NTB

Minggu, 28 April 2024 - 15:06 WITA

Banyak Manfaat, UMKM Didorong Berinvestasi atau Nabung Saham

Jumat, 26 April 2024 - 17:38 WITA

Dana Pemerintah Daerah Mengendap di Bank hingga Rp 180,96 Triliun

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA