Bupati Lombok Timur Tidak Melanggar UU Pemilu  

Jumat, 10 Februari 2023 - 23:19 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Lombok Timur, H.M.Sukiman Azmy menghadiri acara Partai Nasdem di Lapangan Gotong Royong Masbagik pada Senin 30 Januari 2023 (Lombokkini.com, 9 Februari  2023).

Acara tersebut diadakan oleh Partai Nasdem bukan dalam rangka kegiatan kampanye sebelum masa kampanye, tetapi dalam rangka pengukuhan kader Dewan Pimpinan Ranting se-Pulau Lombok.

Acara itu dihadiri pula oleh Anies Baswedan bakal calon Presiden dari Partai Nasdem, H.Rumaksi Wakil Bupati Lombok Timur yang merupakan  Ketua DPD Partai Nasdem Lombok Timur. Boleh jadi acara itu juga dihadiri oleh anggota DPR dan anggota DPRD dari Partai Nasdem.  
      Kehadiran Bupati Lombok Timur dalam acara tersebut kemudian oleh Bawaslu Lombok Timur dinyatakan melanggar UU Pemilu yaitu Pasal 283 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Persoalannya, apakah Bupati Lombok Timur dapat dinyatakan melanggar pasal 283 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu?. Hal inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini. Pada pasal 283 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan bahwa pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye.
      Lebih jauh pada pasal 283 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan bahwa larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. Siapa pejabat negara yang dimaksud pada pasal 283 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu tersebut?. Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) disebutkan pada pasal 122 bahwa pejabat negara antara lain adalah  Presiden dan wakil Presiden (butir a), Ketua, wakil ketua, dan anggota DPR (butir b), Ketua, wakil ketua, dan anggota DPRD (butir d), Gubernur dan wakil gubernur (butir l), Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota (butir m). 
      Pejabat negara yang menghadiri acara Partai Nasdem di Lapangan Gotong Royong Masbagik tersebut tidak hanya Bupati Lombok Timur, melainkan juga Wakil Bupati Lombok Timur dan boleh jadi dihadiri pula oleh anggota DPR dan anggota DPRD. Persoalannya, kenapa hanya Bupati Lombok Timur yang dipanggil oleh Bawaslu Lombok Timur. Merujuk pada UU Pemilu, pejabat negara yang dapat dinyatakan melanggar pasal 283 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu adalah  pejabat negara yang mengadakan kegiatan acara Partai Nasdem di Lapangan Gotong Royong Masbagik dan dalam acara tersebut pejabat negara dimaksud sekaligus pula  mengajak, menghimbau, memberikan seruan kepada masyarakat untuk memilih Partai Nasdem. 
      Dalam konteks pejabat negara, bukan Bupati Lombok Timur yang mengadakan kegiatan acara Partai Nasdem di Lapangan Gotong Royong Masbagik tersebut. Dalam acara tersebut Bupati Lombok Timur hanya menghadiri. Lagi pula dalam acara tersebut Bupati Lombok Timur tidak pernah mengajak, menghimbau, apalagi memberikan seruan kepada masyarakat untuk memilih Partai Nasdem. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Bupati Lombok Timur tidak dapat dinyatakan melanggar UU Pemilu yakni pasal 283 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.   (*)         

Baca Juga :  Citra Perempuan Dalam Puisi Barat

Berita Terkait

Di Antara Jalan Logika, Keyakinan, dan Sufisme
Desa Berdaya NTB: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Pencapaian SDGs
Menjadikan Manajemen Risiko Nafas Baru Pemerintahan Daerah
Citra Perempuan Dalam Puisi Barat
KECIMOL DAN RIWAYAT SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SASAK
Dinamika Pembiayaan Utang Indonesia 2025
Sport Tourism, Bang Zul Branding NTB Menyapa Dunia
Muktamar NW di IKN, Melanjutkan Spirit Perjuangan Maulana Syaikh

Berita Terkait

Selasa, 16 Desember 2025 - 08:29 WITA

Di Antara Jalan Logika, Keyakinan, dan Sufisme

Senin, 15 Desember 2025 - 16:28 WITA

Desa Berdaya NTB: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Pencapaian SDGs

Jumat, 12 Desember 2025 - 10:45 WITA

Menjadikan Manajemen Risiko Nafas Baru Pemerintahan Daerah

Minggu, 23 November 2025 - 08:50 WITA

Citra Perempuan Dalam Puisi Barat

Jumat, 21 November 2025 - 20:01 WITA

KECIMOL DAN RIWAYAT SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SASAK

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA