Jiwa dan raga merupakan paduan dari kehendak dan tindakan, yang dimiliki oleh manusia. Dua unsur tadi –kehendak dan tindakan– berinteraksi dalam harmoni yang kompleks, membentuk dan menentukan arah kesadaran terhadap berbagai tujuan dan keinginan. Hati dan pikiran, sebagai komponen utama dari jiwa dan raga, memainkan peran kunci dalam mengontrol dan mengarahkan proses ini. Keduanya berfungsi sebagai “pengendali” yang mengatur bagaimana individu merespon dan bertindak dalam menghadapi situasi dan tantangan hidupnya.
Pikiran manusia memiliki peran yang penting. Pikiran cenderung lebih dinamis dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Proses ini mencakup fase dari tingkat ketidakmatangan menuju kedewasaan yang penuh dengan kehati-hatian. Dari perilaku yang mungkin terlihat kekanakan (childish), pikiran manusia berkembang menjadi lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Ini merupakan bagian dari perjalanan menuju kedewasaan di mana seseorang belajar dari pengalaman dan mengadaptasi pikirannya sesuai dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Perubahan merupakan bagian alami dari kehidupan manusia dan dialami oleh setiap individu. Tanda-tanda perubahan ini bisa berupa evolusi dalam pola pikir, sikap, atau perilaku. Perubahan seringkali memunculkan identitas baru yang lebih matang dan berkembang dari yang sebelumnya. Misalnya, seseorang mungkin awalnya merasa tidak mampu mengatasi suatu masalah dengan pikiran mereka, tetapi seiring waktu dan pengalaman, mereka menjadi lebih terampil dan percaya diri dalam menghadapi tantangan yang serupa. Fase perubahan ini merupakan bagian alami dari proses pertumbuhan dan pembelajaran manusia.
Meskipun perubahan adalah hal yang pasti dalam kehidupan, namun manusia kadang-kadang cenderung menghindari atau menolak perubahan karena alasan tertentu. Ini bisa disebabkan oleh kenyamanan dengan keadaan yang sudah ada, ketakutan akan ketidakpastian yang mungkin terjadi akibat perubahan, atau bahkan resisten terhadap perubahan itu sendiri. Namun demikian, dalam realitasnya, perubahan seringkali tidak dapat dihindari, dan penolakan terhadap perubahan hanya akan memperlambat atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Oleh karena itu, kemampuan untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan adalah keterampilan yang sangat berharga dalam menghadapi dinamika kehidupan yang selalu berubah.
Nasihat yang sering kita dengar dengan ungkapan untuk “berhati-hatilah” menjadi semacam arahan pada seseorang untuk menjaga diri dari tindakan yang merugikan, dan sebagai pengingat untuk bertindak sesuai dengan nurani dan nilai-nilai moral.
Puasa Ramadan menjadi salah satu perintah Tuhan, yang mengajarkan tentang arti kesederhanaan dan kendali diri dari godaan duniawi dan perangkap hedonisme, sebuah tujuan hidup yang hanya mengejar kesenangan atau kenikmatan dunia. Dengan berpuasa, manusia terbantu untuk tidak menjadi budak dari hawa nafsu mereka sendiri. Efek puasa akan mempererat ikatan spiritual dengan Tuhan dan memunculkan rasa syukur atas segala nikmat-Nya. Hanya melalui jalan yang Dia tunjukkan, manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketentraman jiwa yang sejati. Insyaallah.**
Penulis : Cukup Wibowo
Editor : Editor Ceraken