CERAKEN.ID – Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-VI Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digelar pada Sabtu, 26 April 2025, di Hotel Lombok Garden, Mataram, menjadi momen bersejarah bagi partai berlambang matahari ini.
Dalam agenda tersebut, tongkat kepemimpinan DPW PAN NTB resmi beralih dari H. Muazzim Akbar kepada Lalu Ahmad Zaini (LAZ), menandai babak baru dalam perjalanan politik PAN di provinsi ini.
Acara Muswil berlangsung dengan khidmat, dihadiri oleh jajaran pengurus DPW, DPD, hingga kader PAN dari berbagai tingkatan. Proses pergantian kepemimpinan ini bukan sekadar seremoni, melainkan cerminan dari semangat regenerasi yang menjadi salah satu pilar utama PAN sebagai partai pelopor reformasi.
Muazzim Akbar, yang telah memimpin DPW PAN NTB selama 15 tahun, menyerahkan estafet kepemimpinan dengan harapan besar agar PAN terus berkibar di NTB di bawah nahkoda baru, LAZ.
Harapan Besar untuk Lalu Ahmad Zaini
Dalam sambutannya, Muazzim Akbar menyampaikan optimismenya terhadap kepemimpinan LAZ. Ia percaya bahwa LAZ, dengan pengalaman dan jaringan yang dimilikinya, mampu membawa PAN NTB mencapai prestasi yang lebih gemilang dibandingkan era kepemimpinannya.
“Alhamdulillah Muswil ke-6 DPW PAN NTB berlangsung dengan lancar dan aman, saya berharap PAN lebih besar lagi di NTB dibawah kepemimpinan Lalu Ahmad Zaini,” ucap Anggota DPR RI ini.
Muazzim menjelaskan bahwa pemilihan LAZ sebagai ketua baru bukan tanpa alasan. LAZ memiliki posisi strategis dalam birokrasi, yang menjadikannya figur kunci untuk menggerakkan mesin partai.
Selain itu, sebagai pejabat yang dipilih langsung oleh rakyat, LAZ telah membuktikan kemampuannya membangun jaringan hingga ke tingkat dusun.
Keunggulan ini dianggap sebagai modal penting untuk memperluas pengaruh PAN di seluruh wilayah NTB.
Tugas utama LAZ ke depan, menurut Muazzim, adalah memperkuat konsolidasi internal partai. Hal ini mencakup membangun komunikasi yang erat dengan pengurus dan kader PAN di tingkat desa, dusun, hingga kelurahan.
Selain itu, LAZ juga diharapkan mampu menjalin hubungan harmonis dengan partai politik lain serta pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat. Dengan langkah-langkah strategis ini, PAN di NTB diharapkan dapat terus tumbuh dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu kekuatan politik utama di provinsi tersebut.
Alasan Muazzim Melepas Jabatan
Keputusan Muazzim Akbar untuk melepas jabatan Ketua DPW PAN NTB ternyata bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Ia mengungkapkan bahwa keputusan ini merupakan hasil dari pertimbangan matang, didorong oleh sejumlah faktor yang mencerminkan komitmennya terhadap semangat reformasi dan regenerasi partai.
Pertama, Muazzim merasa bahwa masa kepemimpinannya yang telah berlangsung selama 15 tahun sudah cukup panjang. Ia menegaskan bahwa PAN, sebagai partai yang lahir dari semangat reformasi, harus konsisten dengan prinsip pembatasan masa jabatan.
“Dulu di jaman Bapak Amien Rais, PAN melalui DPR RI menjadi pelopor UU Kepala Daerah maksimal dua periode. Itu sebabnya jabatan ketua ini pun tidak boleh dikuasai terlalu lama harus ada regenerasi,” jelas Muazzim.
Prinsip ini menjadi landasan utama baginya untuk membuka ruang bagi kader baru yang memiliki energi dan visi segar untuk memimpin partai. Meskipun para pengurus DPW PAN NTB sempat memintanya untuk tetap bertahan, Muazzim menegaskan bahwa regenerasi adalah keniscayaan demi menjaga dinamika partai.
Kedua, Muazzim kini memiliki tanggung jawab baru di tingkat nasional. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, telah menunjuknya sebagai Ketua Bidang Ketenagakerjaan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN. Selain itu, ia juga dipercaya sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Bali-NTB dan Plt Ketua DPW PAN Bali, dengan tugas khusus untuk mereformasi kepengurusan di provinsi tersebut.
“Jadi Ketum mengatakan ke saya, bantu saya di DPP, nanti di NTB ada regenerasi yang menggantikan. Kata Ketum silahkan dipilih siapa kira-kira calon ketua yang mampu melanjutkan perjuangan Muazzim membangun PAN di NTB selama 27 tahun ini,” ungkap politisi kawakan ini.
Tugas-tugas baru ini mengharuskan Muazzim lebih banyak berkantor di Jakarta dan menjalankan amanah di Bali, sehingga ia merasa tidak mungkin lagi merangkap jabatan sebagai Ketua DPW PAN NTB. Selain itu, sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan NTB II (Pulau Lombok), ia juga memiliki tanggung jawab legislatif yang menuntut fokus dan waktu yang tidak sedikit.
Proses Seleksi Ketua Baru
menetapkan LAZ sebagai ketua baru, proses seleksi kandidat sempat dilakukan dengan melibatkan sejumlah nama beken di internal PAN NTB. Dua di antaranya adalah Bupati Bima, Adi Mahyudi, dan Wakil Wali Kota Mataram, Fery Sofyan.
Namun, keduanya dengan rendah hati menolak tawaran tersebut. Mereka beralasan ingin fokus memajukan PAN di wilayah masing-masing demi meraih prestasi yang lebih besar.
“Harus ada regenerasi, kita sudah tawarkan ke Pak Adi dan Pak Fery, namun beliau berdua meminta saya kembali lagi memimpin, tetapi di satu sisi saya sudah ditarik ke DPP sebagai Ketua DPP Bidang Ketenagakerjaan dan saya tidak boleh rangkap jabatan, maka posisi Ketua DPW harus saya lepas,” urai Muazzim.
Penolakan dari Adi Mahyudi dan Fery Sofyan ini menunjukkan sikap kedewasaan politik di kalangan kader PAN. Mereka memahami pentingnya regenerasi dan memilih untuk mendukung proses transisi kepemimpinan dengan penuh tanggung jawab. Akhirnya, LAZ dipilih sebagai figur yang dianggap paling tepat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan, mengingat rekam jejak dan kapabilitasnya.
Warisan 27 Tahun Perjuangan
Muazzim Akbar bukanlah nama asing dalam politik NTB. Selama 27 tahun, ia telah mendedikasikan dirinya untuk membesarkan PAN di provinsi ini, dengan 15 tahun di antaranya sebagai Ketua DPW. Di bawah kepemimpinannya, PAN NTB berhasil menorehkan sejumlah prestasi signifikan, terutama dalam mempertahankan stabilitas perolehan kursi di legislatif.
Pada Pemilu 2024, PAN NTB berhasil menempati posisi keempat dalam perolehan suara untuk pemilihan legislatif di provinsi ini. Prestasi ini tidak lepas dari kerja keras Muazzim dan timnya dalam membangun basis dukungan yang kuat di kalangan masyarakat.
Total, PAN berhasil menempatkan 36 kadernya di DPRD kabupaten/kota se-NTB, dengan empat di antaranya duduk di DPRD Provinsi NTB. Puncaknya, Muazzim sendiri berhasil melenggang ke DPR RI, mewakili daerah pemilihan NTB II (Pulau Lombok).
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa PAN di bawah kepemimpinan Muazzim telah memiliki fondasi yang kokoh. Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan akhir, melainkan titik awal bagi kepemimpinan baru untuk membawa PAN ke level yang lebih tinggi.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Pergantian kepemimpinan ini tentu membawa tantangan tersendiri bagi LAZ sebagai nahkoda baru. Dalam konteks politik NTB yang dinamis, LAZ harus mampu menjaga momentum yang telah dibangun oleh Muazzim sambil menghadirkan inovasi untuk memperluas basis dukungan partai. Salah satu tantangan utama adalah memastikan soliditas internal partai, terutama di tengah persaingan politik yang semakin ketat menjelang agenda-agenda politik ke depan.
Di sisi lain, harapan besar juga disematkan kepada LAZ untuk memperkuat peran PAN sebagai partai yang dekat dengan rakyat. Dengan pengalamannya sebagai pejabat publik, LAZ memiliki peluang besar untuk menjadikan PAN sebagai kekuatan politik yang tidak hanya kompetitif di ranah elektoral, tetapi juga relevan dalam menjawab kebutuhan masyarakat NTB.
Bagi Muazzim, melepas jabatan Ketua DPW PAN NTB bukan berarti mengakhiri perjuangannya untuk partai. Dengan amanah baru di DPP PAN, Korwil Bali-NTB, dan Plt Ketua DPW PAN Bali, ia tetap berkomitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan PAN di tingkat nasional.
Ia juga berjanji untuk terus mendukung PAN NTB dari belakang layar, memberikan masukan dan bimbingan kepada LAZ dan jajaran pengurus lainnya.
Penulis : CR-02
Editor : Editor Ceraken