Kita Memilih Gubernur, Bukan Bajingan

- Pewarta

Minggu, 28 April 2024 - 14:36 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi

Ilustrasi

Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024 bakal digelar pada November 2024. Pilkada yang terdiri atas pemilihan gubernur-wakil gubernur, pemilihan bupati-wakil bupati, dan pemilihan wali kota-wakil wali kota ini digelar serentak di beberapa daerah di Indonesia.

Penyelenggaraannya telah diatur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuai Peraturan KPU (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2024.

Francis Fukumaya (2011) menyatakan demokrasi pada abad ke-21 seperti berada di persimpangan jalan, tampil dengan wajah variatif dan berbeda. Demokrasi yang diaplikasikan pada masa kini bukan lagi demokrasi yang membatasi, tetapi demokrasi yang memberadabkan rakyat untuk menjadi pemilih rasional. Demokrasi yang memperjuangkan kebutuhan nyata rakyat dengan kesadaran tinggi.

Pengalaman berdemokrasi dalam pilkada langsung dan pilkada serentak harus menjadi catatan dan pelajaran penting untuk penyelenggaraan pilkada selanjutnya. Demokrasi yang dilaksanakan jangan hanya sebatas prosedur hajatan politik lima tahunan.

Pilkada harus menjadi proyek bersama untuk membangun demokrasi yang meningkatkan peradaban politik kita. Pilkada harus menjadi proyek bersama meningkatkan kualitas demokrasi kita menjadi demokrasi yang substansial, bukan cuma demokrasi prosedural.

Pilkada harus menghasilkan pemimpin daerah yang berkualitas, pro rakyat, inovatif, dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Pengalaman pada Pemilu 2024 yang baru lalu, dengan segala catatan kekurangannya, harus menjadi pijakan bersama mewujudkan pilkada yang jauh lebih berkualitas.

Untuk menuju itu pendidikan politik harus makin diintensifkan di kalangan rakyat. Penjaringan calon kepala daerah jangan meninggalkan partisipasi rakyat. Mekanisme di partai politik hendaknya mengedepankan aspek partisipasi rakyat sesuai mekanisme di internal partai politik.

Rakyat sebagai kedaulatan tertinggi mestinya mencari  pemimpin  memiliki rasa malu dan punya etika moral,  memiliki hati nurani, kepekaan, rasa tanggung jawab, dan intelektualitas.

Dalam banyak kejadian, sosok pemimpin seperti ini jarang dijumpai. Di negeri ini kita tidak melihat ada pemimpin yang mau mengundurkan diri–jangan bunuh diri–saat keputusannya membuat banyak rakyat sengsara.

Yang sering kali kita temukan adalah pemimpin yang berbuat apa saja sesuka hati, Jarang sekali kita melilhat pemimpin yang mengambil tanggung jawab atas sebuah kesalahan alih-alih menyalahkan anak buah. Kita pantas menyebutnya pemimpin bajingan.

Pemimpin yang sering kita lihat adalah para pengecut; mereka yang dengan mudah melemparkan kesalahan dan tanggung jawab saat keputusan diambil menyebabkan kerugian negara dan rakyat. Mereka bahkan menggunakan koneksi kekuasaan untuk mengeleminir permasalahan sehingga jerat hukum tidak membebat kaki mereka.

Seorang bawahan dengan mudah jadi pesakitan karena mereka kalah koneksi dan pengaruh. Bahkan di saat bawahan menyampaikan kritik, itu dianggap sebagai penghinaan. Seolah-olah pemimpin tidak boleh salah.***

Berita Terkait

Sport Tourism, Bang Zul Branding NTB Menyapa Dunia
Muktamar NW di IKN, Melanjutkan Spirit Perjuangan Maulana Syaikh
Silaturahmi Bang Zul Mengejawantahkan Nilai Ke-Sasak-an
Hardiknas : Beasiswa NTB, Pikiran Besar Doktor Zul
Refleksi Hardiknas : Beasiswa NTB Merajut Impian
Alasan dan Sejarah, Mengapa 1 Mei Diperingati Sebagai Hari Buruh?
Pilkada Arena Tarung Isi ” Gegandek”
Fenomena Cocoklogi di Pilkada Lombok Timur

Berita Terkait

Senin, 6 Mei 2024 - 07:19 WITA

Sport Tourism, Bang Zul Branding NTB Menyapa Dunia

Minggu, 5 Mei 2024 - 15:03 WITA

Muktamar NW di IKN, Melanjutkan Spirit Perjuangan Maulana Syaikh

Sabtu, 4 Mei 2024 - 19:34 WITA

Silaturahmi Bang Zul Mengejawantahkan Nilai Ke-Sasak-an

Jumat, 3 Mei 2024 - 10:20 WITA

Hardiknas : Beasiswa NTB, Pikiran Besar Doktor Zul

Kamis, 2 Mei 2024 - 10:22 WITA

Refleksi Hardiknas : Beasiswa NTB Merajut Impian

Berita Terbaru

Translate »