On Time

Selasa, 2 April 2024 - 09:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kenapa kita harus tepat waktu? Pertanyaan itu bila ditanyakan kepada 3 orang, insyaallah, akan beragam jawabannya. Lain halnya dengan pertanyaan, “Jam berapa sholat magrib (atau sholat fardhu lainnya) dimulai?” Jawabannya akan lebih berfokus dengan batasan yang lebih pasti.

Puasa Ramadhan yang kita jalani seperti saat ini memang memiliki aturan atau ketentuan yang pasti.  Salah satu ketentuan itu, misalnya soal waktu terbaik menurut Allah kapan harus berbuka puasa. Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka.”

Tepat waktu dalam melakukan sesuatu memiliki makna penting dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam agama Islam. Mengapa tepat waktu dianggap penting bila ini dikaitkan dengan ibadah puasa Ramadan dan kehidupan sehari-hari?

Tepat waktu merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Allah. Dalam Islam, waktu memiliki nilai yang sangat penting karena Allah menetapkan waktu-waktu tertentu untuk ibadah seperti shalat, puasa, dan lainnya. Menjalani ibadah tepat waktu menunjukkan ketaatan dan penghormatan terhadap perintah-perintah Allah.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Tepat waktu juga mencerminkan disiplin dan tanggung jawab seseorang terhadap tugas dan kewajiban yang diemban. Ketika seseorang mampu menjaga waktu dengan baik, itu menunjukkan bahwa ia memiliki kontrol diri yang baik dan tanggung jawab terhadap kewajiban-kewajibannya.

Setiap detik dalam hidup merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah. Dengan memanfaatkan waktu secara tepat, seseorang menghargai nikmat yang diberikan dan berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya.

Menjalani hidup dengan tepat waktu membantu seseorang untuk meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Baik itu dalam karir, hubungan sosial, atau spiritualitas. Kebiasaan tepat waktu yang dilakukan oleh seseorang akan membantu dirinya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas usahanya.

Keteraturan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, termasuk tepat waktu dalam beribadah, dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosional seseorang. Dengan memiliki jadwal yang teratur, seseorang dapat mengurangi stres dan kecemasan karena tidak terlalu terburu-buru atau terlalu lambat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Tepat waktu juga merupakan bentuk penghormatan terhadap orang lain. Ketika seseorang datang tepat waktu untuk pertemuan atau janji, itu menunjukkan bahwa ia menghargai waktu dan komitmen orang lain. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih baik dalam interaksi sosial.

Dengan melakukan buka puasa dan santap sahur selama bulan puasa Ramadan sesuai dengan ketepatan waktu yang tersedia, umat Islam diajarkan untuk memiliki disiplin dan ketaatan dalam menjalankan ibadah, serta membawa prinsip-prinsip ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, puasa Ramadan tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan latihan untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, baik secara spiritual maupun sosial.

Semoga puasa makin mengajarkan kepada kita untuk tepat waktu (on time) dalam mewujudkan kebaikan yang diajarkan oleh Rasul. Insyaallah.**

 

 

Penulis : Cukup Wibowo

Editor : Editor Ceraken

Berita Terkait

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni
CLOSING DAY
SOSMED
AMBIVALENSI
PREFERENSI
Setan
Kematian
Takut

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:40 WITA

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Rabu, 10 April 2024 - 13:04 WITA

CLOSING DAY

Senin, 8 April 2024 - 15:14 WITA

SOSMED

Minggu, 7 April 2024 - 08:57 WITA

AMBIVALENSI

Sabtu, 6 April 2024 - 11:15 WITA

PREFERENSI

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA