Rindu Bang Zul, Mi6 Gelar Perayaan Ultah Dr Zulkieflimansyah, Gubernur NTB 2018-2023

Senin, 21 April 2025 - 23:46 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

 

 

CERAKEN.ID – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 akan menggelar perayaan hari ulang tahun Gubernur NTB periode 2018-2023, Dr. H. Zulkieflimansyah. Perayaan tersebut akan digelar di Tuwa Kawa Coffee & Roastery, 18 Mei 2025 pukul 20.30 Wita.

“Jabatan boleh berganti, tapi jejak kepemimpinan Bang Zul tak akan pernah terganti. Bang Zul bukan hanya memimpin, beliau menginspirasi. Meski tak lagi menjabat, sosoknya tetap hidup dalam ingatan dan hati kita semua,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathulah, Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kusumah dan Panitia acara Rindu Dr Zul , Abdul Majid dan Fihir di Mataram, Senin (21/5/2025).

Analis politik kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini mengatakan, perayaan ulang tahun tersebut mengambil tema “Rindu Bang Zul”. Perayaan sendiri telah disetujui oleh mantan Gubernur NTB yang saat menjabat dikenal sebagai pemimpin daerah yang sangat humble tersebut.

Didu mengungkapkan, Bang Zul akan melakukan monolog dalam perayaan hari jadi ini. Testimoni dari perwakilan masyarakat juga akan disampaikan. Testimoni serupa juga akan datang dari para tokoh-tokoh Bumi Gora. Rencananya, para pentolan aktivis di Bumi Gora, juga akan serentak hadir.

“Ada pemimpin yang hadir karena jabatan, tapi ada juga yang tetap dikenang karena pengabdian. Perayaan Ultah Bang Zul ini akan menjadi agenda rutin Mi6,” ucap Didu.

Tahun lalu, perayaan ultah serupa juga digelar Mi6 untuk Bang Zul di tempat yang sama. Menurut Didu, memimpin NTB selama lima tahun, Bang Zul layak mendapat penghormatan dari siapa pun.

Baca Juga :  Bahasa, Kepemimpinan, dan Zaman yang Terus Berubah

Sementara itu Sekretaris Mi6, Lalu Athari menegaskan, Mi6 mengambil langkah untuk merayakan Ultah Bang Zul sepenuhnya didorong oleh ekspresi emosional kolektif. Tidak ada yang mewajibkan Mi6 melakukan hal ini. Tidak ada pula yang memberi instruksi. Yang ada, hanya rasa cinta yang muncul dari pengalaman pernah dipimpin oleh sosok seperti Bang Zul yang benar-benar hadir untuk masyarakat.

“Ini adalah bentuk penghargaan tertinggi yang tidak bisa dibeli atau dipaksa,” kata Lalu Athari.

Program bisa selesai. Proyek bisa diganti. Tapi pengaruh kemanusiaan seorang pemimpin yang peduli, kata Lalu Athari, akan tetap hidup dalam memori sosial. Karena itu, perayaan Ultah Bang Zul ini sesungguhnya adalah perayaan tentang kenangan akan ketulusan, integritas, dan perhatian yang pernah dirasakan secara langsung dari kepemimpinan Bang Zul. Jejak seperti ini kata Didu, tidak tercatat dalam dokumen, tapi akan terekam dalam hati.

Jejak-jejak keberhasilan kepemimpinan Bang Zul, sesungguhnya memang terpampang kasat mata di seluruh wilayah NTB. Selain itu, jejak kepemimpinannya yang tak kasatmata juga masih terasa. Pada anak-anak muda NTB, Bang Zul menghadirkan rasa percaya, harapan, dan inspirasi.

Dalam dunia yang sering sinis terhadap politik, sosok seperti Bang Zul, sambung Hendra Kusumah , adalah penyulut optimisme bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, tapi tentang mengabdi dan melayani dengan hati.

“Belum pernah terjadi sebelumnya, rumah jabatan gubernur tak ubahnya rumah bagi seluruh rakyat yang sesungguhnya. Hanya pada kepemimpinan Bang Zul, hal tersebut terjadi. Di rumah dinas yang terbuka itu, tidak ada jarak antara pemimpin dan masyarakat yang datang,” urai Hendra Kusumah

Baca Juga :  Perjalanan Kreatif Fiorenza Nayara Aunur Firdasya di FLS3N 2025

Sementara itu bagi sebagian kalangan kata Abdul Majid , rumah dinas jabatan bisa jadi simbol kekuasaan. Tapi bagi Bang Zul, rumah jabatan tersebut adalah tempat berteduhnya harapan.

“Tak semua pemimpin berani membuka rumahnya untuk rakyat. Tapi yang berani melakukannya, berarti telah membuka hatinya lebih dulu,” ucap Majid.

Terpisah Moh. Fihiruddin menilai Bang Zul adalah sosok yang menghadirkan kepemimpinan tanpa sekat. Dengan sangat mudah masyarakat bisa menghubungi Bang Zul melalui sambungan telepon atau aplikasi pesan. Bang Zul juga akan merespons hal tersebut secara langsung. Bang Zul kata, Fihir telah menciptakan hubungan yang lebih egaliter. Memperkecil jarak antara pengambil kebijakan dan penerima dampaknya.

“Di sisi lain, Bang Zul juga mengikis budaya feodal dan birokrasi kaku di tengah banyak pejabat publik yang masih dilapisi oleh birokrasi yang berlapis-lapis. Hal yang diakui banyak khalayak di Bumi Gora, sebagai bentuk revolusi senyap dalam tata kelola pemerintahan daerah,” tegas Fihir.

Lebih jauh Di fase-fase awal, memang kata Didu, banyak pandangan yang skeptis bahwa saluran komunikasi langsung Bang Zul tersebut adalah bagian dari pencitraan. Apalagi pesan yang masuk dari masyarakat tak mungkin seragam. Kadang keras, penuh keluh kesah, bahkan ada yang kasar. Tapi waktu telah membuktikan, betapa saluran komunikasi langsung tersebut begitu menyala. Terutama ketika masalah datang membelit masyarakat.

“Di era digital dan kecepatan informasi seperti sekarang, pemimpin yang lambat merespons akan kehilangan relevansi. Bang Zul telah membuka mata kita semua,” tutup Didu. ***

Penulis : CR-01

Editor : Editor Ceraken

Berita Terkait

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak
I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan
Artha Kusuma: Menari di Atas Kanvas, Merawat Raga, Irama, dan Rasa
S La Radek dan Sketsa yang Menyala dalam “The Rules of The Game”
Resonansi Batin dan Kebersamaan: Ekspresi Impresionistik Lalu Syaukani
Bambang Prasetya: Realisme yang Nyrempet ke Nurani Publik
Wang Arzaky: Street Art, Ruang Sunyi, dan Perayaan yang Rapuh
Ahmad Saifi P: Menolak Kemapanan, Mencari Estetika Baru

Berita Terkait

Senin, 22 Desember 2025 - 20:32 WITA

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Desember 2025 - 18:32 WITA

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Minggu, 21 Desember 2025 - 16:39 WITA

Artha Kusuma: Menari di Atas Kanvas, Merawat Raga, Irama, dan Rasa

Minggu, 21 Desember 2025 - 12:38 WITA

S La Radek dan Sketsa yang Menyala dalam “The Rules of The Game”

Jumat, 19 Desember 2025 - 08:55 WITA

Resonansi Batin dan Kebersamaan: Ekspresi Impresionistik Lalu Syaukani

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA