Saling kunjung-mengunjungi antar keluarga dan antar teman menjadi momen Lebaran bagi umat Islam. Ini dilakukan di hampir seluruh daerah di Indonesia. Cerita tradisi yang sama di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari kunjung-mengunjungi sampai tradisi begibung atau makan bersama usai Salat Idul Fitri. Tradisi ini selalu ditunggu warga di Lombok, termasuk yang melaksanakan salat di Masjid.
Di Lombok, setelah melakukan Salat Idul Fitri, masyarakat Muslim melakukan tradisi kunjung-mengunjungi. Tidak ada istilah*** khas dari kunjung-mengunjungi orang tua, keluarga, kerabat, tetangga, dan orang-orang yang dihormati lainnya. Tradisi berkunjung dimulai di halaman masjid. Tempat semua warga yang melaksanakan salat akan berkumpul.
Namanya Lebaran tidak lengkap tanpa suguhan. Ketupat, ayam goreng, opor ayam, daging, sate, semuanya menjadi ciri khas makanan Lebaran untuk dihidangkan di masjid. Setiap orang membawa makanan dari rumah masing-masing. Mereka yang tempat tinggalnya jauh dari masjid ikut membawa makanan. Semua makanan yang dibawa tadi dinikmati sama-sama (begibung).
Gibung dalam Kamus Sasak Indonesia terbitan Kantor Bahasa NTB tahun 2017 berarti sama-sama. Setelah makan bareng, barulah prosesi salam-salaman dimulai. Saling memaafkan dan saling mendoakan. Proses saling mengunjungi tidak selesai di masjid saja. Setelah itu, setiap orang berjalan mengunjungi rumah-rumah keluarga, tetangga, tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungan sekitar.
Setelah selesai mengunjungi semua di lingkungan sekitar, barulah masing-masing keluarga mengunjungi saudaranya yang mungkin tinggal jauh di luar kota. Tradisi yang cukup melelahkan. Tapi, menunjukan letak kehebatan orang Indonesia. Menjaga warisan dari leluhur. Menjaga dan meneruskannya berarti menghargai buah pikir para pendahulu