Saling Mengunjungi hingga Gibung di Lombok

Kamis, 11 April 2024 - 18:10 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saling kunjung-mengunjungi antarkeluarga menjadi momen Lebaran bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Ini dilakukan di hampir seluruh daerah di NTB, seperti di Praya Barat, Lombok Tengah

Saling kunjung-mengunjungi antarkeluarga menjadi momen Lebaran bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Ini dilakukan di hampir seluruh daerah di NTB, seperti di Praya Barat, Lombok Tengah

Saling kunjung-mengunjungi antar keluarga dan antar teman menjadi momen Lebaran bagi umat Islam. Ini dilakukan di hampir seluruh daerah di Indonesia. Cerita tradisi yang sama di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari kunjung-mengunjungi sampai tradisi begibung atau makan bersama usai Salat Idul Fitri. Tradisi ini selalu ditunggu warga di Lombok, termasuk yang melaksanakan salat di Masjid.

Di Lombok, setelah melakukan Salat Idul Fitri, masyarakat Muslim melakukan tradisi kunjung-mengunjungi. Tidak ada istilah*** khas dari kunjung-mengunjungi orang tua, keluarga, kerabat, tetangga, dan orang-orang yang dihormati lainnya. Tradisi berkunjung dimulai di halaman masjid. Tempat semua warga yang melaksanakan salat akan berkumpul.

Baca Juga :  Di Antara Jalan Logika, Keyakinan, dan Sufisme

Namanya Lebaran tidak lengkap tanpa suguhan. Ketupat, ayam goreng, opor ayam, daging, sate, semuanya menjadi ciri khas makanan Lebaran untuk dihidangkan di masjid. Setiap orang membawa makanan dari rumah masing-masing. Mereka yang tempat tinggalnya jauh dari masjid ikut membawa makanan. Semua makanan yang dibawa tadi dinikmati sama-sama (begibung).

Gibung dalam Kamus Sasak Indonesia terbitan Kantor Bahasa NTB tahun 2017 berarti sama-sama. Setelah makan bareng, barulah prosesi salam-salaman dimulai. Saling memaafkan dan saling mendoakan. Proses saling mengunjungi tidak selesai di masjid saja. Setelah itu, setiap orang berjalan mengunjungi rumah-rumah keluarga, tetangga, tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungan sekitar.

Baca Juga :  Citra Perempuan Dalam Puisi Barat

Setelah selesai mengunjungi semua di lingkungan sekitar, barulah masing-masing keluarga mengunjungi saudaranya yang mungkin tinggal jauh di luar kota. Tradisi yang cukup melelahkan. Tapi, menunjukan letak kehebatan orang Indonesia. Menjaga warisan dari leluhur. Menjaga dan meneruskannya berarti menghargai buah pikir para pendahulu

Berita Terkait

Di Antara Jalan Logika, Keyakinan, dan Sufisme
Desa Berdaya NTB: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Pencapaian SDGs
Menjadikan Manajemen Risiko Nafas Baru Pemerintahan Daerah
Citra Perempuan Dalam Puisi Barat
KECIMOL DAN RIWAYAT SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SASAK
Dinamika Pembiayaan Utang Indonesia 2025
Sport Tourism, Bang Zul Branding NTB Menyapa Dunia
Muktamar NW di IKN, Melanjutkan Spirit Perjuangan Maulana Syaikh

Berita Terkait

Selasa, 16 Desember 2025 - 08:29 WITA

Di Antara Jalan Logika, Keyakinan, dan Sufisme

Senin, 15 Desember 2025 - 16:28 WITA

Desa Berdaya NTB: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Menuju Pencapaian SDGs

Jumat, 12 Desember 2025 - 10:45 WITA

Menjadikan Manajemen Risiko Nafas Baru Pemerintahan Daerah

Minggu, 23 November 2025 - 08:50 WITA

Citra Perempuan Dalam Puisi Barat

Jumat, 21 November 2025 - 20:01 WITA

KECIMOL DAN RIWAYAT SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SASAK

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA