Self Control

Selasa, 19 Maret 2024 - 08:50 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tak sedikit pakar menyebut bahwa pikiran manusia adalah pengendali utama hidupnya. Pengendalian diri yang bertumpu pada pikiran adalah kunci untuk mengatasi keruwetan dalam mencapai harmoni dalam hidup.

Menurut De Wall dkk (2005) self-control dikatakan sebagai kemampuan manusia untuk menahan dan mengendalikan perilaku sosial yang tidak pantas. Sedangkan Menurut Messina & Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa pengendalian diri atau self-control, adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan diri (self-destructive), perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri (autonomy), atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada tanggung jawab atas diri pribadi (Rachdianti,2011:19).

Oleh rangkaian pemikiran para pakar di atas tampak jelas bahwa pikiran adalah pusat kendali dari segala yang kita alami dan lakukan. Ketika pikiran kita terpusat dan fokus pada tujuan yang jelas, kita lebih mampu mengatasi hambatan dan kendala yang muncul.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Ketika harapan-harapan kita tidak terpenuhi, rasanya kita berada dalam kubangan keruwetan dan ketidaknyamanan. Namun, dengan kemampuan untuk mengarahkan pikiran kita pada maksud dan tujuan yang jelas, kita dapat mengubah dinamika pikiran yang bergejolak menjadi lebih stabil. Harus diakui bahwa kontrol pikiran yang baik akan membuat kita mampu merespons situasi yang tidak sesuai dengan harapan dengan cara yang benar.

Seperti kamera yang harus diatur fokusnya untuk menghasilkan gambar yang jelas, demikian pula dengan apa yang menjadi keinginan kita. Kita harus belajar untuk mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang benar-benar penting dan membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang kita yakini kebenarannya. Di sini diperlukan harmonisasi antara berbagai keinginan yang muncul melaburi pikiran kita.

Baca Juga :  Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Menjalani puasa dengan benar, sebagaimana para spiritualis melakukannya, akan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih terbebas dari keruwetan yang mungkin mengganggu harmoni seseorang. Puasa, sejatinya mengajarkan kita untuk bisa mengendalikan dorongan-dorongan (impuls) yang mungkin mengganggu fokus kita untuk tetap berarah pada tujuan meskipun godaan terus mengganggu.

Puasa menjadi alasan yang paling masuk akal untuk membuat kita menjadi terbiasa mengendalikan diri dan berfokus pada tujuan hidup yang lebih baik. Ketika kita berpuasa, bukankah kita secara sadar menahan diri dari hal-hal yang menggoda kita? Bila tidak karena fokus yang kuat apa kita bisa sampai pada pencapaian tujuan?

Semoga puasa hari ini makin membuat kita terlatih dalam mengelola pikiran untuk bisa tetap berfokus dalam melewati godaan yang senantiasa mengganggu setiap saat. Insyaallah.**

 

Penulis : Cukup Wibowo

Editor : Editor Ceraken

Berita Terkait

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni
CLOSING DAY
SOSMED
AMBIVALENSI
PREFERENSI
Setan
Kematian
Takut

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:40 WITA

Ataraxia: Ketenangan Jiwa yang Murni

Rabu, 10 April 2024 - 13:04 WITA

CLOSING DAY

Senin, 8 April 2024 - 15:14 WITA

SOSMED

Minggu, 7 April 2024 - 08:57 WITA

AMBIVALENSI

Sabtu, 6 April 2024 - 11:15 WITA

PREFERENSI

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA