Tak sedikit pakar menyebut bahwa pikiran manusia adalah pengendali utama hidupnya. Pengendalian diri yang bertumpu pada pikiran adalah kunci untuk mengatasi keruwetan dalam mencapai harmoni dalam hidup.
Menurut De Wall dkk (2005) self-control dikatakan sebagai kemampuan manusia untuk menahan dan mengendalikan perilaku sosial yang tidak pantas. Sedangkan Menurut Messina & Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa pengendalian diri atau self-control, adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan diri (self-destructive), perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri (autonomy), atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada tanggung jawab atas diri pribadi (Rachdianti,2011:19).
Oleh rangkaian pemikiran para pakar di atas tampak jelas bahwa pikiran adalah pusat kendali dari segala yang kita alami dan lakukan. Ketika pikiran kita terpusat dan fokus pada tujuan yang jelas, kita lebih mampu mengatasi hambatan dan kendala yang muncul.
Ketika harapan-harapan kita tidak terpenuhi, rasanya kita berada dalam kubangan keruwetan dan ketidaknyamanan. Namun, dengan kemampuan untuk mengarahkan pikiran kita pada maksud dan tujuan yang jelas, kita dapat mengubah dinamika pikiran yang bergejolak menjadi lebih stabil. Harus diakui bahwa kontrol pikiran yang baik akan membuat kita mampu merespons situasi yang tidak sesuai dengan harapan dengan cara yang benar.
Seperti kamera yang harus diatur fokusnya untuk menghasilkan gambar yang jelas, demikian pula dengan apa yang menjadi keinginan kita. Kita harus belajar untuk mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang benar-benar penting dan membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang kita yakini kebenarannya. Di sini diperlukan harmonisasi antara berbagai keinginan yang muncul melaburi pikiran kita.
Menjalani puasa dengan benar, sebagaimana para spiritualis melakukannya, akan membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih terbebas dari keruwetan yang mungkin mengganggu harmoni seseorang. Puasa, sejatinya mengajarkan kita untuk bisa mengendalikan dorongan-dorongan (impuls) yang mungkin mengganggu fokus kita untuk tetap berarah pada tujuan meskipun godaan terus mengganggu.
Puasa menjadi alasan yang paling masuk akal untuk membuat kita menjadi terbiasa mengendalikan diri dan berfokus pada tujuan hidup yang lebih baik. Ketika kita berpuasa, bukankah kita secara sadar menahan diri dari hal-hal yang menggoda kita? Bila tidak karena fokus yang kuat apa kita bisa sampai pada pencapaian tujuan?
Semoga puasa hari ini makin membuat kita terlatih dalam mengelola pikiran untuk bisa tetap berfokus dalam melewati godaan yang senantiasa mengganggu setiap saat. Insyaallah.**
Penulis : Cukup Wibowo
Editor : Editor Ceraken