Warga Minta Tidak Ada Kenaikan Harga Saat Lebaran Topat

- Pewarta

Minggu, 14 April 2024 - 23:32 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penjual sayur keliling yang menawarkan berbagai bahan lauk pauk dari rumah kerumah

Penjual sayur keliling yang menawarkan berbagai bahan lauk pauk dari rumah kerumah

MATARAM (ceraken.id)- Perayaan lebaran topat (Lebaran Ketupat) dimaknai sebagai lebaran kedua setelah melaksanakan puasa sunnah syawal yang di rayakan dengan doa bersama baik di masjid, mushola atau di rumah rumah warga dengan menyuguhkan menu khas yakni ketupat, opor dan sebagainya.

Masyarakat menginginkan momentum lebaran topat tidak diikuti dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan agar setiap warga bisa menikmati berlebaran topat dengan keluarga.

“Kita sebagai pedagang juga bingung kalau semua naik harga karena pembeli berkurang otomatis pendapatan juga berkurang,” Ungkap Siti masitah penjual sayur keliling Minggu (14/4/2024)

Baca Juga :  Konversi Lahan Pertanian Sebuah Keniscayaan, Ini Gagasan Rohmi Firin untuk Ketahanan Pangan NTB

Seperti tahun tahun sebelumnya sambung masitah setelah Lebaran Idul Fitri harga mulai turun namun kemudian naik dua kali lipat saat menjelang lebaran topat dan biasanya pembeli sering protes.

“Kenaikan harga yang paling di protes adalah harga daging sapi, daging ayam broiler maupun ayam kampung termasuk telur biasanya naik saat lebaran topat,” Jelasnya.

Untuk harga janur yang merupakan bahan pembuat ketupat saat lebaran topat harganya stabil hanya saja biasanya banyak yang memesan ketupat yang sudah matang karena lebih praktis.

“Harga ketupat yang sudah matang harganya sekarang naik karena harga beras naik kisaran Rp20000- Rp25000 perikat, satu ikat berisi 4-5 ketupat tergantung ukuran,”katanya.

Baca Juga :  Konversi Lahan Pertanian Sebuah Keniscayaan, Ini Gagasan Rohmi Firin untuk Ketahanan Pangan NTB

Sejumlah warga juga berharap saat lebaran topat kenaikan harga semua kebutuhan tidak menalami kenaikan mengingat momentum lebaran topat sekali dalam setahun sehingga banyak masyarakat yang tidak ingin melewatkan menikmati lebaran topat.

“Lebaran topat biasanya kita makan topat sambil pergi ziarah kemakam dan rekreasi bersama anggota keluarga sambil menikmati hidangan khas lebaran topat berupa topat dan lauk pauknya seperti opor, urap dan lainnya,” Ungkap Fitri Ariani Warga kelurahan Dasan agung***

 

 

Berita Terkait

Konversi Lahan Pertanian Sebuah Keniscayaan, Ini Gagasan Rohmi Firin untuk Ketahanan Pangan NTB
Banyak Manfaat, UMKM Didorong Berinvestasi atau Nabung Saham
Dana Pemerintah Daerah Mengendap di Bank hingga Rp 180,96 Triliun
Provokasi Dompu Berhasil, Bapanas Tindak Lanjuti Penyesuan HAP Jagung
Bulog Ikut Stabilkan Harga Jagung di Bima – Dompu
Jamur Tiram di Lombok Barat Bangun Ekonomi Warga
Ulah Curang Driver Amada Di Duga Penyebab Naiknya Harga Gas
Tenun Lombok Antara Komoditas dan Identitas

Berita Terkait

Senin, 14 Oktober 2024 - 06:59 WITA

Konversi Lahan Pertanian Sebuah Keniscayaan, Ini Gagasan Rohmi Firin untuk Ketahanan Pangan NTB

Minggu, 28 April 2024 - 15:06 WITA

Banyak Manfaat, UMKM Didorong Berinvestasi atau Nabung Saham

Jumat, 26 April 2024 - 17:38 WITA

Dana Pemerintah Daerah Mengendap di Bank hingga Rp 180,96 Triliun

Kamis, 25 April 2024 - 14:59 WITA

Provokasi Dompu Berhasil, Bapanas Tindak Lanjuti Penyesuan HAP Jagung

Rabu, 24 April 2024 - 19:57 WITA

Bulog Ikut Stabilkan Harga Jagung di Bima – Dompu

Berita Terbaru

Translate »