MATARAM (ceraken.id)- Perayaan lebaran topat (Lebaran Ketupat) dimaknai sebagai lebaran kedua setelah melaksanakan puasa sunnah syawal yang di rayakan dengan doa bersama baik di masjid, mushola atau di rumah rumah warga dengan menyuguhkan menu khas yakni ketupat, opor dan sebagainya.
Masyarakat menginginkan momentum lebaran topat tidak diikuti dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan agar setiap warga bisa menikmati berlebaran topat dengan keluarga.
“Kita sebagai pedagang juga bingung kalau semua naik harga karena pembeli berkurang otomatis pendapatan juga berkurang,” Ungkap Siti masitah penjual sayur keliling Minggu (14/4/2024)
Seperti tahun tahun sebelumnya sambung masitah setelah Lebaran Idul Fitri harga mulai turun namun kemudian naik dua kali lipat saat menjelang lebaran topat dan biasanya pembeli sering protes.
“Kenaikan harga yang paling di protes adalah harga daging sapi, daging ayam broiler maupun ayam kampung termasuk telur biasanya naik saat lebaran topat,” Jelasnya.
Untuk harga janur yang merupakan bahan pembuat ketupat saat lebaran topat harganya stabil hanya saja biasanya banyak yang memesan ketupat yang sudah matang karena lebih praktis.
“Harga ketupat yang sudah matang harganya sekarang naik karena harga beras naik kisaran Rp20000- Rp25000 perikat, satu ikat berisi 4-5 ketupat tergantung ukuran,”katanya.
Sejumlah warga juga berharap saat lebaran topat kenaikan harga semua kebutuhan tidak menalami kenaikan mengingat momentum lebaran topat sekali dalam setahun sehingga banyak masyarakat yang tidak ingin melewatkan menikmati lebaran topat.
“Lebaran topat biasanya kita makan topat sambil pergi ziarah kemakam dan rekreasi bersama anggota keluarga sambil menikmati hidangan khas lebaran topat berupa topat dan lauk pauknya seperti opor, urap dan lainnya,” Ungkap Fitri Ariani Warga kelurahan Dasan agung***