Autentik yang Berkelas: Perjalanan Sanggaita sebagai Penembang

Minggu, 7 Desember 2025 - 12:20 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nilai sebuah penampilan bukan terletak pada durasinya, melainkan pada kualitas yang terkandung (Foto: ist)

Nilai sebuah penampilan bukan terletak pada durasinya, melainkan pada kualitas yang terkandung (Foto: ist)

CERAKEN.ID- Mataram- Tidak semua kontribusi tampil mencolok di panggung dalam dunia pertunjukan.  Ada peran-peran yang hadir seperti aliran halus, tidak besar, tidak bising, tetapi justru menentukan atmosfer dan kedalaman emosional pementasan.

Begitulah peran yang dijalani Sanggaita, mahasiswi UNU NTB yang dipercaya sebagai penembang dalam Lakon Borka, yang akan dipentaskan pada 10 Desember 2025 bersama Teater Lho Indonesia di Taman Budaya Mataram.

Pementasan ini dalam rangka perhelatan Festival Teater Indonesia yang berlangsung di 4 kota, yaitu Medan, Palu, Mataram, dan Jakarta.

Sanggaita memulai prosesnya dengan perasaan dag dig dug. Wajar saja, ia bukan hanya harus menembang, tetapi juga menjadi penjaga rasa yang mengikat adegan-adegan dengan getaran vokal yang tepat.

Awalnya ia mengisi beberapa adegan dengan humming yang lembut, menjadi latar emosional yang menyatu dengan ritme cerita. Namun setelah kurasi, hanya dua adegan saja yang mempertahankan kehadiran suaranya.

Bagi sebagian orang, pengurangan porsi mungkin terasa mengecewakan. Tetapi tidak bagi Sanggaita.

Baca Juga :  Peran Strategis BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Akselerasi Pariwisata Berkelanjutan di NTB

Ia justru menyikapinya dengan keluwesan dan ketenangan seorang pekerja seni yang matang. Baginya, sedikit atau banyak bukanlah ukuran nilai.

“Yang terpenting adalah autentisitas, bahwa kehadiran suaranya, sekecil apa pun, mampu memberi warna yang tepat bagi pementasan,” ujar Sanggaita.

Ia bahkan membuka diri untuk improvisasi kecil, merespons isyarat dari pemusik Bli Agus Mega. Sikap ini menunjukkan fleksibilitas yang tak semua penampil miliki: kesediaan untuk melebur, mengikuti alur, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan dramaturgi.

Di tengah kompleksitas Borka, kehadiran Sanggaita menjadi semacam aksen. Ia tidak harus berada di pusat lampu sorot. Ia hadir seperti angin yang menyelinap, memberi sentuhan lembut yang mempengaruhi perasaan penonton tanpa mereka sadari.

Humming yang hanya muncul dalam dua adegan bukanlah kekurangan, melainkan pilihan artistik. Sebuah penyaringan peran agar suara kecil itu punya daya pukau yang lebih kuat, lebih fokus, lebih berkelas.

Baca Juga :  Transition: Membaca Ruang Batin, Budaya, dan Perubahan dalam Perupa Lalu Syaukani

Kepekaan Sanggaita dalam membaca arahan juga memperlihatkan kualitas penting seorang penembang: kemampuan merespons secara musikal tanpa mengganggu keutuhan cerita. Ia bersedia mengikuti tempo adegan, naik-turun emosi, bahkan improvisasi kecil yang mungkin terjadi di panggung.

Inilah bentuk kolaborasi sejati. Bukan sekadar tampil, tetapi terlibat dalam jalinan struktur pertunjukan secara utuh.

Pada akhirnya, perjalanannya sebagai penembang dalam Borka adalah tentang cara menerima porsi dengan elegan. Tentang menyadari bahwa nilai sebuah penampilan bukan terletak pada durasinya, melainkan pada kualitas yang terkandung dalam detik-detik kehadirannya.

Sanggaita memilih fokus pada esensi itu: memberikan autentisitas yang berkelas melalui suara yang mungkin singkat, tetapi memiliki getaran yang tersisa.

Di balik panggung yang penuh dinamika, ia menemukan ruang untuk tumbuh tenang. Dan mungkin justru di sanalah letak keindahan perannya: hadir sedikit, tetapi mengisi celah emosional yang tidak bisa diisi siapa pun selain dirinya.

“Autentik yang berkelas”—itulah tepatnya.(Aks)***

Penulis : Aks

Editor : Ceraken Editor

Sumber Berita : Liputan

Berita Terkait

Peran Strategis BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Akselerasi Pariwisata Berkelanjutan di NTB
Transition: Membaca Ruang Batin, Budaya, dan Perubahan dalam Perupa Lalu Syaukani
Dua Ulama Aswaja dalam Satu Panggung Tabligh Akbar di Lombok: TGB Zainul Majdi dan Ustad Abdul Somad
Gelar Turnamen Esport Super Seru, Hotel Aruna Senggigi Lombok Perluas Pangsa Pasar
Pemprov NTB Dukung Event Paralayang Internasional di Skylancing Lombok Tengah
Jaga Budaya Bali, Wayan Koster Ganti Desa Wisata Jadi Desa Budaya
Made in Bali Siap Suguhkan Romansa dan Budaya Pulau Dewata di Layar Lebar
Beginilah Cara Kampanye Anti Merarik Kodek Ala Mahasiswa KKN Unram PMD Desa Wajageseng Lombok Tengah!

Berita Terkait

Minggu, 7 Desember 2025 - 12:20 WITA

Autentik yang Berkelas: Perjalanan Sanggaita sebagai Penembang

Sabtu, 29 November 2025 - 12:23 WITA

Peran Strategis BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Akselerasi Pariwisata Berkelanjutan di NTB

Minggu, 16 November 2025 - 15:55 WITA

Transition: Membaca Ruang Batin, Budaya, dan Perubahan dalam Perupa Lalu Syaukani

Minggu, 25 Mei 2025 - 08:37 WITA

Dua Ulama Aswaja dalam Satu Panggung Tabligh Akbar di Lombok: TGB Zainul Majdi dan Ustad Abdul Somad

Senin, 14 April 2025 - 14:09 WITA

Gelar Turnamen Esport Super Seru, Hotel Aruna Senggigi Lombok Perluas Pangsa Pasar

Berita Terbaru

Musik teater adalah jantung emosional pertunjukan. Ia bukan sekadar latar, melainkan energi yang menghidupkan panggung (Foto: Aks)

TOKOH & INSPIRASI

Musik Teater sebagai Jantung Emosional: “Sajian Bunyi” Gde Agus Mega

Minggu, 7 Des 2025 - 15:03 WITA

Nilai sebuah penampilan bukan terletak pada durasinya, melainkan pada kualitas yang terkandung (Foto: ist)

RUPA RUPA

Autentik yang Berkelas: Perjalanan Sanggaita sebagai Penembang

Minggu, 7 Des 2025 - 12:20 WITA

Dari seorang pelajar, ia menjelma menjadi pencipta wujud Sirin yang hidup, karakter yang lahir dari kerja belajar, kerja tubuh, dan kerja hati (Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

Menemukan Sirin: Perjalanan Witari Ardini dalam Borka 2025

Minggu, 7 Des 2025 - 10:20 WITA

Memerankan Borka menuntut kesiapan mental dan fisik. Karakter ini tidak menawarkan kenyamanan: ia penuh lapisan, penuh kontradiksi, dan memiliki dunia batin yang rumit (Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

Pergulatan, Pertumbuhan, dan Kejujuran Bagus Maulana Menjadi Borka

Minggu, 7 Des 2025 - 08:24 WITA