Catatan Agus K Saputra
CERAKEN.ID- Pemilihan rektor bukanlah sekadar rutinitas administratif yang berulang setiap lima tahun. Di balik mekanisme formal dan tata kelola perguruan tinggi, momen ini selalu menyimpan makna strategis: penentuan arah, watak, dan keberanian institusi akademik dalam membaca masa depan.
Itulah sebabnya, agenda Senat Universitas Mataram (UNRAM) pada 18 Desember 2025 menjadi sorotan banyak pihak. Bukan hanya sivitas akademika, tetapi juga publik Nusa Tenggara Barat yang menggantungkan harapan besar pada perguruan tinggi tertua dan terbesar di wilayah ini.
Penggiat Pemberdayaan Masyarakat, Giri Arnawa, dalam unggahan media sosialnya menyebut pemilihan rektor UNRAM sebagai “momentum menentukan arah kampus unggul dan berdampak.” Sebuah frasa yang tampak sederhana, namun menyimpan lapisan makna yang dalam.
UNRAM, dalam pandangan banyak kalangan, sedang berdiri di persimpangan sejarah: antara melanjutkan capaian yang telah diraih atau melakukan lompatan strategis yang lebih berani untuk menjawab tantangan zaman.
Ketika catatan ini ditulis pada 19 Desember 2025, tiga nama resmi tercatat sebagai Calon Rektor UNRAM Periode 2025–2030: Prof. Dr. Sukardi, S.Pd., M.Pd., Prof. Muhammad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D., dan Prof. Dr. Kurniawan, S.H., M.Hum.
Ketiganya datang dengan latar akademik, pengalaman, dan visi kepemimpinan yang berbeda. Namun di atas perbedaan itu, ada satu pertanyaan besar yang sama-sama diarahkan kepada mereka: ke mana UNRAM akan dibawa dalam lima tahun ke depan?
Capaian yang Patut Dihargai, Tantangan yang Tak Bisa Diabaikan
Tidak dapat dimungkiri, UNRAM telah menorehkan sejumlah capaian penting dalam beberapa tahun terakhir. Akreditasi program studi menunjukkan tren perbaikan, riset terapan mulai diarahkan pada isu-isu strategis daerah, dan pengabdian kepada masyarakat semakin mendapat ruang sebagai pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi.
UNRAM juga mulai menempatkan diri sebagai mitra pemerintah daerah dalam berbagai isu pembangunan, dari pertanian, kelautan, hingga kebencanaan.
Namun, sebagaimana dicatat Giri Arnawa, capaian tersebut bukan alasan untuk berpuas diri. Tantangan yang dihadapi perguruan tinggi hari ini jauh lebih kompleks dibanding satu dekade lalu.
Persaingan global antar-universitas kian ketat, bukan hanya dalam peringkat dan publikasi, tetapi juga dalam kemampuan menghasilkan lulusan yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Transformasi digital menuntut perubahan cara belajar, mengajar, dan mengelola kampus.
Sementara itu, tuntutan agar riset benar-benar berdampak nyata, bukan sekadar memenuhi kewajiban akademik, terus menguat.
Di tingkat lokal, UNRAM memikul beban moral yang tak ringan. Sebagai kampus negeri utama di NTB, UNRAM diharapkan menjadi lokomotif pembangunan sumber daya manusia. Artinya, setiap kebijakan akademik, setiap arah riset, dan setiap keputusan strategis kampus akan beririsan langsung dengan masa depan generasi muda daerah ini.
Dalam konteks itulah, peran Senat Universitas Mataram menjadi sangat krusial. Senat tidak sekadar memilih figur yang populer atau memiliki rekam jejak administratif yang rapi.
Lebih dari itu, Senat dituntut untuk membaca visi jangka panjang para kandidat, menilai kapasitas manajerial mereka dalam mengelola institusi besar, serta memastikan integritas akademik tetap menjadi fondasi utama kepemimpinan.
Pemilihan rektor sejatinya adalah cermin kedewasaan institusi. Apakah UNRAM berani memilih pemimpin yang mampu melakukan perubahan, meski tidak selalu nyaman? Ataukah kampus lebih memilih jalan aman yang mempertahankan status quo?
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak tertulis dalam tata tertib pemilihan, tetapi hadir kuat dalam benak publik.
Rektor terpilih nantinya diharapkan mampu menyatukan sivitas akademika yang beragam, dari dosen senior hingga mahasiswa, dari tenaga kependidikan hingga alumni, dalam satu visi bersama. Ia juga harus piawai membangun tata kelola yang transparan, akuntabel, dan adaptif terhadap perubahan kebijakan nasional pendidikan tinggi.
Harapan Publik: Unggul, Inklusif, dan Berdampak
Harapan publik terhadap Rektor UNRAM ke depan semakin terang benderang. Sosok yang diinginkan bukan hanya pemimpin administratif, tetapi figur visioner yang mampu membaca peluang global tanpa kehilangan akar lokal.
UNRAM membutuhkan rektor yang berani mendorong kampus menjadi unggul dan berdaya saing internasional, sekaligus memastikan keberadaan kampus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat NTB.
Riset yang solutif menjadi kata kunci. Inovasi yang lahir dari kampus harus berangkat dari persoalan nyata masyarakat: ketahanan pangan, pengelolaan sumber daya alam, penguatan ekonomi lokal, hingga pelestarian lingkungan dan budaya.
Dalam konteks ini, kearifan lokal bukan sekadar jargon, melainkan sumber inspirasi untuk menghasilkan pengetahuan yang kontekstual dan berkelanjutan.
Kemitraan juga menjadi elemen penting. Rektor UNRAM ke depan dituntut mampu membangun jejaring kuat dengan pemerintah, dunia usaha, komunitas masyarakat, serta mitra global. Kampus tidak bisa lagi berdiri sebagai menara gading; ia harus menjadi simpul kolaborasi yang hidup dan dinamis.
Pemilihan rektor UNRAM bukan hanya soal siapa yang terpilih, tetapi bagaimana proses itu dijalankan dan nilai apa yang ditegakkan.
Keputusan Senat Universitas Mataram akan menjadi penanda penting: apakah UNRAM siap melangkah lebih jauh sebagai universitas modern yang berintegritas dan berorientasi pada dampak, atau masih terjebak dalam pola-pola lama yang kurang responsif terhadap perubahan zaman.
Sebagaimana ditulis Giri Arnawa, harapan besar disematkan bukan hanya oleh sivitas akademika, tetapi juga oleh masyarakat luas. Di pundak UNRAM, masa depan ribuan mahasiswa dan secara tidak langsung masa depan NTB, dipertaruhkan.
UNRAM kini menanti pemimpin terbaiknya. Bukan sekadar untuk memimpin, tetapi untuk menginspirasi, menyatukan, dan mentransformasikan.
Sebab di era ketika ilmu pengetahuan bergerak cepat dan tantangan sosial kian rumit, kampus unggul bukan hanya yang hebat di atas kertas, melainkan yang nyata memberi makna.
#Akuair-Ampenan, 19 Desember 2025
Penulis : aks
Editor : Ceraken Editor































