Ustadz Zamroni Husaini: Dai Inspiratif Dibalik Keindahan Taman Surga Rinjani Sembalun

Kamis, 4 Januari 2024 - 08:41 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CERAKEN.ID – Setelah puluhan tahun keliling Negeri Jiran Singapura dan Malaysia, membuat Ustadz Zamroni Husaini berketetapan hati untuk pulang ke Indonesia, membangun kampung halamannya di Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Salah satunya mendirikan wahana wisata syariah bernama Taman Surga Rinjani yang mengusung konsep the place unlimited happiness. Keren!

Mengunjungi Sembalun Lombok Timur sebagai pusat wisata kelas dunia, tak sempurna rasanya bila tak menikmati keindahan Taman Surga Rinjani. Inilah salah satu destinasi wisata alternatif di Sembalun yang belakangan makin populer saja dan kian ramai dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara.Namun tahukah anda, siapa dibalik kemolekan dan keindahan Taman Surga Rinjani Sembalun?

Dialah ustadz Zamroni Husaini, sang penggagas dan pemilik Taman Surga Rinjani Sembalun.

Sebelumnya, banyak yang tercengang dan tak menduga kalau Taman Surga Rinjani Sembalun adalah milik putra daerah.”Dipikirnya taman ini milik investor luar, ada yang bilang milik Pengusaha China atau Bule dan pengusaha asing lainnya,”kata sang Empunya ustadz Zamroni Husaini, yang dikenal sebagai dai muda dan pengusaha muslim sukses kelahiran Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur.

Disebutkan, Taman Surga Rinjani Sembalun sejauh ini sangat ramai dikunjungi karena mempunyai sejumlah daya tarik. Tempat wisata ini menawarkan pengalaman baru dalam berwisata. Di sana tersedia beragam fasilitas dan wahana, mulai dari sepeda gantung, perosotan, air terjun, akuarium, 6 jenis ayunan hingga taman bunga dan restoran.

Baca Juga :  S La Radek dan Sketsa yang Menyala dalam “The Rules of The Game”

Taman Surga Rinjani juga memiliki beragam spot foto yang unik, seperti karpet aladin, tangan raksasa, kapal Nabi Nuh dan lainnya.”Taman Surga Rinjani kami bangun diatas lahan seluas 50 are dikelilingi perbukitan dan perkebunan serta hamparan sawah yang siap mewarnai keseruan sambil memacu adrenalin para pengunjung. Sepeda gantung dan perosotan inilah yang menjadi objek utama di lokasi wisata taman surga ini, yang siap memberikan sensasi baru berwisata di Sembalun,” jelasnya sebagaimana dikutip CERAKEN.ID dari MATARAMRADIO.COM.

Diungkapkan, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama pegunungan Sembalun dan hamparan sawah. Pemandangan indah itu bisa dinikmati sambil minum secangkir kopi dan makanan khas Sembalun.

Taman surga Rinjani juga menghadirkan konsep wisata syariah yang dipadukan dengan kearifan lokal masyarakat Sembalun. Konsep ini lahir dari Sembalun yang menyandang gelar destinasi bulan madu terbaik (World Best Halal Honeymoon Destination) dalam ajang World Halal Tourism Award (WHTA) di Abu Dhabi pada 2016.”Kita mencoba mengembangkan konsep wisata Syariah dan edukasi wisata syariah, kami menggelar pengajian sambil berwisata,”paparnya.

Sebagai informasi, Taman Surga Rinjani berada di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Kawasan wisata ini berada 5 kilometer dari Taman Wisata Pusuk Sembalun dan tiga kilometer dari Rest Area Sembalun pusat Kecamatan wilayah setempat.

Baca Juga :  HUT ke-67 NTB: Refleksi Pembangunan dan Optimisme Menuju Lompatan Baru

Taman Surga Rinjani ini beroperasi pada Senin hingga Jumat pukul 09.00-18.00 WITA dan Sabtu hingga Ahad dan hari libur pukul 08.00-20.00 WITA.

Zamroni berencana, di tempat wisatanya tersebut ke depan akan ada tambahan fasilitas penginapan. Taman Surga Rinjani ini juga bakal menjadi tempat wisata religi. Menjadi tempat pengunjung menggali llmu agama, ilmu fiqih juga disediakan yang dikhususkan wisata religi. Menggali agama seperti ilmu fiqih dan ilmu tauhid. Akan disiagakan guru dan program-prorgamnya.“Insya Allah akan kita sediakan program dan guru, serta tambahan fasillitas penginapan serta fasilitas pendukung lainnya,” imbuhnya dan mengaku terharu karena keberadaan destinasi wisata ini telah mengubah banyak hal dan memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar yang berjualan di sepanjang jalan menuju Taman Surga Rinjani Sembalun.”Para pedagang mengaku semua jalan mereka laris setelah adanya obyek wisata ini. Apapun yang mereka jual berkaitan dengan hasil bumi dan makanan atau minuman khas Sembalun dan semua produk ikutannya selalu laku diborong pembeli. Alhamdulillah,”sebut Ustadz Zamroni. (Bersambung)

Berita Terkait

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak
I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan
Artha Kusuma: Menari di Atas Kanvas, Merawat Raga, Irama, dan Rasa
S La Radek dan Sketsa yang Menyala dalam “The Rules of The Game”
HUT ke-67 NTB: Refleksi Pembangunan dan Optimisme Menuju Lompatan Baru
Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025: Meneguhkan Inklusi, Merayakan Kesetaraan
Resonansi Batin dan Kebersamaan: Ekspresi Impresionistik Lalu Syaukani
Bambang Prasetya: Realisme yang Nyrempet ke Nurani Publik

Berita Terkait

Senin, 22 Desember 2025 - 20:32 WITA

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Desember 2025 - 18:32 WITA

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Minggu, 21 Desember 2025 - 16:39 WITA

Artha Kusuma: Menari di Atas Kanvas, Merawat Raga, Irama, dan Rasa

Minggu, 21 Desember 2025 - 12:38 WITA

S La Radek dan Sketsa yang Menyala dalam “The Rules of The Game”

Jumat, 19 Desember 2025 - 10:45 WITA

HUT ke-67 NTB: Refleksi Pembangunan dan Optimisme Menuju Lompatan Baru

Berita Terbaru

Apa yang mereka lakukan berangkat dari kesadaran sebagai manusia biasa  (Foto: ist)

AGENDA SOSIAL

Seni sebagai Kesaksian Zaman: Solidaritas dari Mataram untuk Sumatera

Selasa, 23 Des 2025 - 01:12 WITA

The Last Fruit mengandung metafora yang kuat. Ia terdengar sederhana, tetapi sekaligus menggetarkan (Foto: bp)

TOKOH & INSPIRASI

Buah Terakhir dari Hutan yang Terkoyak

Senin, 22 Des 2025 - 20:32 WITA

Karya-karya Pak Kisid (kanan) hadir sebagai penanda bahwa seni tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang nilai dan tanggung jawab.(Foto: ist)

TOKOH & INSPIRASI

I Nengah Kisid: Melukis sebagai Jalan Membaca, Mendengar, dan Melakukan

Senin, 22 Des 2025 - 18:32 WITA

Dari Sumbawa, sebuah gagasan sedang dirajut: bahwa masa depan literasi daerah tidak harus gemerlap, tetapi harus berakar (foto: NR)

KEARIFAN LOKAL

Menggagas Perpustakaan Tematik: Jalan Sunyi Literasi dari Tana Samawa

Senin, 22 Des 2025 - 16:54 WITA

Dipsy Do tergolong band baru, lahir dari jam-jam sepulang kerja (Foto: Konser Lombok)

MUSIC & SHOW BIZZ

Dipsy Do di Soundrenaline 2025: Dari Mataram ke Pusat Hiruk-Pikuk Modernitas

Senin, 22 Des 2025 - 15:50 WITA