INTERMEZO – Orang orang di Afganistan,rata rata membiarkan jenggotnya tergantung dibawah ( S) nyangoq (dagu).Alasannya,ikut Rasul,karena Nabi Muhammad juga memelihara janggut/baok.
Di Indonesia,ada partai politik,dimana para pengurusnya juga pelihara janggut/baok,hanya kurang rimbun alias jarang jarang.
Mungkin bersifat sementara atau agak malu malu jika baoknya terlalu rimbun.
Perdebatan soal baok,kiranya semakin memanas akhir akhir ini,antara penganut baok dan yang menolak hutan kecil yang tergantung dibawah dagu.
Perdebatan tentang baok,cukup mubazir,karena tidak berkaitan langsung dengan rukun Islam atau rukun Iman dalam dinul Islam.
Saya menduga,orang orang terdahulu membiarkan janggutnya panjang/benes,karena ketiadaan gunting atau alat cukur yang baik.Jika pendukung janggut menyandingkan dengan ketaatan pada junjungan Nabi Muhammad.
Mungkin sebaiknya dicari sumber sumber lainnya tentang berbagai hal di jaman tersebut,seperti lokasi buang air besar apakah dikebun,di padang pasir,apakah ada toilet,watercloset,alat alat memasak,alat alat transportasi,dllnya***
Sumber Berita : Akun Facebook Ali BD