MATARAM(ceraken.id)- Bulan Syawal, yang dikenal sebagai bulan yang penuh berkah, sering kali menjadi waktu yang dipilih oleh banyak pasangan muda untuk menikah. Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dikbud NTB) memberikan peringatan kepada peserta didik tingkat SMA/SMK/SLB agar tidak mengikuti tren tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr. Aidy Furqon, mengakui bahwa setiap tahun terdapat beberapa kasus siswa yang menikah di bulan Syawal atau setelah Idulfitri. Namun, ia menegaskan bahwa jumlahnya tidak terlalu banyak.
“Mudah-mudahan tidak, tapi memang selalu ada kasus tapi trennya tidak banyak,” ujar Aidy kepada RRI, Sabtu (13/4/2024).
Aidy menambahkan untuk mencegah kasus-kasus tersebut, pihak sekolah diminta untuk secara ketat memantau dan mengontrol para siswa pasca perayaan Idulfitri 1445 H. Hal ini diharapkan dapat membantu mengendalikan kasus perkawinan anak di Provinsi NTB.
“Terima kasih sudah diingatkan agar saya pantau anak-anak kami di setiap sekolah pasca lebaran,” tambahnya.
Selain itu, Aidy juga mengajak para peserta didik untuk menyelesaikan pendidikan mereka terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan untuk menikah. “Harapan kita agar dituntaskan dulu sekolahnya,” tutup Aidy.***