Tidak Masuk Data PKH, Warga Beralih ke Program Pahlawan Ekonomi Nusantara

Minggu, 21 April 2024 - 17:27 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Lalu Samsul Adnan

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Lalu Samsul Adnan

MATARAM (ceraken.id)-“Progran Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) disiapkan Dinas Sosial Kota Mataram bagi warga atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program PENA menyiapkan keluarga yang selama ini menerima bantuan sosial untuk menjadi wirausahawan sehingga dapat meningkatkan status kesejahteraannya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Lalu Samsul Adnan, Minggu (21/4/2024) mengatakan,.dari data Januari – Maret 2024 sedikitnya ada 23 KPM yang sudah beralih ke PENA.

“Januari ada 11 Kepala keluarga (KK) kemudian Februari 7 KK dan Maret 5 KK yang keluar dari data PKH dan memilih ke PENA,” ungkap Samsul.

Baca Juga :  Pemkab Nganjuk Tetapkan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai Cagar Budaya

Menurutnya, KPM yang sudah berhasil dan mandiri bisa menambah kegiatan produktif sehingga mampu menyerap tenaga kerja lain yang pada akhirnya bisa membantu meningkatkan taraf hidup keluarga lainnya

“Hasilnya, mereka siap lepas dari bantuan sosial dan di berikan bantuan berupa alat atau bahan yang di butuhkan senilai Rp 2,4 juta guna menunjang usaha kemandirian masing masing KPM,” katanya.

Baca Juga :  Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, BRIN Usul Penetapan Hari Pantun Nasional

Dengan adanya pengurangan 23 KPM maka jumlah sasaran PKH di Kota Mataram secara otomatis berkurang menjadi 22.081 KPM dari sebelumnya 22.104 KPM.

Samsul mengatakan program Pahlawan Ekonomi Nusantara terbukti berhasil meningkatkan pendapatan Keluarga Penerima Manfaat.

“Jadi program ini memberikan modal usaha kepada KPM yang berusia produktif dengan tujuan meningkatkan kemandirian finansial sehingga masyarakat tidak bergantung pada bantuan sosial,” ujarnya***

 

Berita Terkait

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya
Masjid Songak: Warisan Sejarah dan Tradisi Islam Lombok yang Tetap Hidup
Pengaruh Akulturasi Tionghoa dalam Warisan Budaya Indonesia: Dari Pakaian Tradisional hingga Kuliner
Pantun Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, BRIN Usul Penetapan Hari Pantun Nasional
Pemkab Nganjuk Tetapkan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai Cagar Budaya
Batik Sasambo, Kain NTB dengan Sentuhan Legenda Putri Mandalika
Kinerja Cemerlang Pj Bupati Lobar Tuai Apresiasi Kemendagri, H. Ilham: Ini Hasil Kolaborasi Bersama
Banjir Hantam  Desa Aikmel Barat Lombok Timur. Ternyata ini Penyebabnya!

Berita Terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 19:24 WITA

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya

Minggu, 16 Februari 2025 - 19:19 WITA

Masjid Songak: Warisan Sejarah dan Tradisi Islam Lombok yang Tetap Hidup

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:05 WITA

Pengaruh Akulturasi Tionghoa dalam Warisan Budaya Indonesia: Dari Pakaian Tradisional hingga Kuliner

Sabtu, 15 Februari 2025 - 17:40 WITA

Pemkab Nganjuk Tetapkan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai Cagar Budaya

Kamis, 13 Februari 2025 - 20:24 WITA

Batik Sasambo, Kain NTB dengan Sentuhan Legenda Putri Mandalika

Berita Terbaru

Bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Taman Suranadi. (Inside Lombok/Yudina)

WARISAN NUSANTARA

Bangunan Belanda di Taman Suranadi Diajukan Masuk Cagar Budaya

Minggu, 16 Feb 2025 - 19:24 WITA

Masjid Kuno Songak (Foto : Halaman Masjid Kuno Songak Lombok Timur/facebook)

WARISAN NUSANTARA

Masjid Songak: Warisan Sejarah dan Tradisi Islam Lombok yang Tetap Hidup

Minggu, 16 Feb 2025 - 19:19 WITA