Jejak Islam di Masjid Lebai Sandar Ampenan, Simpan Benda Bersejarah hingga Sumur Tua

- Pewarta

Rabu, 13 Maret 2024 - 13:19 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MATARAM ( ceraken.id)- Masjid jami Lebai Sandar berdiri kokoh di tengah pemukiman warga, tepatnya di Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Masjid Lebai Sandar ini menjadi salah satu saksi bisu masa jaya kota tua Ampenan di ujung barat Pulau Lombok.

Masjid ini berada di Jalan Saleh Sungkar, gang Silaq Simpang, Ampenan. Lokasinya agak tersembunyi dari jalan raya. Untuk bisa sampai ke sini tribunners harus melewati gang di samping Puskesmas Ampenan.

Gang masjid ini hanya berjarak sekitar 100 meter dari simpang lima Ampenan, dari jalan raya kemudian masuk beberapa meter dari gang tersebut.

Sekilas bangunan Masjid Lebai Sandar tidak jauh berbeda dengan masjid pada umumnya. Meski usia masjid sudah 100 tahun lebih, konstruksi bangunan tampak kokoh dan modern. Tidak seperti masjid tua lainnya di Lombok, bangunan masjid dicat hijau dengan kubah warna keemasan

Abah Ahmad (48), warga sekitar yang ditemui TribunLombok.com di lokasi menuturkan, masjid jamiq Lebai Sandar ini merupakan masjid tua.

“Sepengetahuan saya masjid Jamiq Lebai Sandar ini termasuk masjid tua dan dibangun oleh orang Sumatera, namun saya tidak tahu orang Sumatera bagian mana,” jelasnya saat ditemui, di teras masjid, Selasa (12/3/2024).

Meski demikian Abah Ahmad mengaku tidak terlalu tahu tentang seluk beluk dan sejarah pembangunan masjid. Selama ini dia hanya tahu jika masjid yang digunakannya beribadah sehari-hari adalah masjid tua.

Sementara itu Sahlaludin (47) takmir Masjid Lebai Sandar menjelaskan, bahwa masjid ini dibangun sebelum 1904

“Itu pun tahun 1904 itu masjid ini direnovasi untuk yang kedua kalinya,” kata Sahlaludin.

Sampai saat ini ia dan warga setempat tidak tahu persis kapan masjid ini dibangun, namun masjid ini dibuat oleh orang Sumatera yang bernama Lebai Sandar.

“Lebai Sandar ini membuat rumah tempat bersinggah bersama saudarinya bernama Lebai Sari. Ia dan saudarinya membuat tempat ibadah di dekat rumahnya agar gampang berdakwah di Pulau Lombok,” ujarnya.

Lebai Sandar sendiri adalah seorang penyiar Islam yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tidak diketahui kapan tepatnya Lebai Sandar datang ke Lombok untuk berdakwah.

Konon bangun masjid tersebut awalnya tidak seperti saat ini, namun dia berbentuk masjid kuno seperti masjid kuno di Bayan.

“Masjid ini persis seperti masjid tua yang ada di Bayan, ada songkoknya di atas, kayak bangunan masjid tua itu sudah,” ujarnya.

Untuk membuktikan bahwa masjid ini dikatakan masjid tua, pengurus masjid masih menyimpan benda-benda sejarah seperti gentong besar, kendi, piring, dan mimbar tua.

“Meski secara (bantuk) bangunan tidak seperti masjid tua, tetapi masjid ini masih menyimpan banyak benda sejarah seperti piring, kendi, gentong besar yang tidak bisa diangkat oleh satu orang tetapi harus lebih dari satu orang,” tutupnya.

Selain menyimpan benda-benda bersejarah, masjid jami Lebai Sandar masih menggunakan air sumur yang digunakan oleh Lebai Sandar untuk bersuci waktu lalu. Posisi sumur masih seperti sediakala.

Mata air itu ditutup lantai masjid dan sehari-hari difungsikan sebagai sumber air untuk berwudhu.

“Sumur ini masih digunakan sampai hari ini oleh warga, sumur ini tidak boleh dirusak, karena sumur ini bagian dari bukti sejarah di Masjid Jamiq Lebai Sandar ini. Airnya sangat bersih dan tidak bau. Kalau dulu warga sampai mengambil air minum di sumur itu dan sampai sekarang kita tidak pernah memakai (air) PDAM,” tuturnya.**

 

 

Penulis : CR - 04

Editor : Tim Redaksi

Sumber Berita : Tribunnews.com

Berita Terkait

Memperingati Ramadhan dan Nuzulul Qur’an, Aruna Senggigi Gelar Buka Puasa Bersama
Hidangan Idul Fitri: Pilih Daging Sapi Sehat Sebelum di Konsumsi
Asyik, Kades Senggigi Ajak 63 Anak Yatim-Piatu Belanja Baju Lebaran
Gandeng Mitra Kerja, FORTAL Berbagi Berkah di Bulan Ramadhan
MIM Foundation Berbagi Program Belanja Bersama Anak Yatim di Mataram
Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Unwanul Falah, Tradisikan Setor Hafalan di Bulan Ramadhan
Gurihnya Serabi Lak-Lak, Jajanan Khas Lotim yang Banyak Diburu di Bulan Puasa
Momen Safari Ramadhan, Bupati dan Sekda Lobar Berikan Bantuan Hibah Masjid

Berita Terkait

Senin, 1 April 2024 - 18:18 WITA

Memperingati Ramadhan dan Nuzulul Qur’an, Aruna Senggigi Gelar Buka Puasa Bersama

Minggu, 31 Maret 2024 - 17:27 WITA

Hidangan Idul Fitri: Pilih Daging Sapi Sehat Sebelum di Konsumsi

Sabtu, 30 Maret 2024 - 22:50 WITA

Asyik, Kades Senggigi Ajak 63 Anak Yatim-Piatu Belanja Baju Lebaran

Selasa, 26 Maret 2024 - 09:56 WITA

Gandeng Mitra Kerja, FORTAL Berbagi Berkah di Bulan Ramadhan

Minggu, 24 Maret 2024 - 10:09 WITA

MIM Foundation Berbagi Program Belanja Bersama Anak Yatim di Mataram

Berita Terbaru

Translate »